Universitas Airlangga Official Website

Himatesda Ajak Anak Kampoeng Dolanan Belajar Data Lewat Permainan Edukatif

Berlangsungnya kegiatan Himatesda Mengajar (Foto: Istimewa)
Berlangsungnya kegiatan Himatesda Mengajar (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Sebagai wujud nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, Himpunan Mahasiswa Teknologi Sains Data (Himatesda) Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Departemen Sosial dan Pengabdian Masyarakat (Sigma)  menyelenggarakan program kerja yang bertajuk TSD Mengajar. Kegiatan yang terselenggara Sabtu (31/5/2025) bertempat di Kampoeng Dolanan, Jalan Kenjeran VI A Surabaya ini mengusung tema “Ilmuwan Data – Laboratorium Data Mini”.

Program ini merupakan salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Khususnya dalam ranah pendidikan bagi anak-anak di Surabaya. Melalui kegiatan ini, Himatesda UNAIR ingin menunjukkan bahwa pengabdian kepada masyarakat tidak hanya berupa bantuan fisik atau donasi semata. Tetapi juga dapat diwujudkan lewat pendekatan edukatif yang inovatif dan menyenangkan. Yang sekaligus mengasah kemampuan dan kreativitas anak-anak binaan komunitas lokal.

Kegiatan TSD Mengajar ini terlaksana dengan konsep menggabungkan pendidikan dan permainan edukatif. Tujuannya agar anak-anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan. Kegiatan ini juga menjadi ajang kolaborasi yang erat antara Himatesda UNAIR dan komunitas lokal yakni Kampoeng Dolanan, sebuah komunitas yang selama ini aktif mendampingi dan memberikan perhatian khusus kepada anak-anak jalanan di Surabaya. Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan untuk membantu secara sosial, tetapi juga untuk memberikan pembelajaran edukatif yang menyenangkan bagi anak-anak.

Himatesda berfoto dengan anak-anak Kampoeng Dolanan (Foto: Istimewa)
Himatesda berfoto dengan anak-anak Kampoeng Dolanan (Foto: Istimewa)

Dalam acara tersebut, sebanyak lebih dari 40 anak binaan Kampoeng Dolanan hadir dan mengikuti rangkaian kegiatan. Kegiatan ini dirancang secara edukatif dalam bentuk permainan dan disisipkan pemahaman dasar tentang sains data. Melalui aktivitas interaktif yang dirancang sesuai dengan usia mereka, anak-anak tidak hanya bermain. Tetapi juga secara perlahan diperkenalkan dengan konsep observasi, pengumpulan data, pengelompokan informasi, dan pengenalan data secara sederhana.

Hilmi Muhammad Bintang, selaku ketua pelaksana kegiatan, menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah untuk memberikan ruang pembelajaran yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi anak-anak. “Kami ingin menghadirkan pengalaman belajar yang tidak membosankan, tetapi justru mengajak adik-adik untuk bermain sambil mengenal sains dengan cara yang menyenangkan. Di balik permainan itu, kami selipkan materi observasi, logika, hingga dasar visualisasi data sederhana,” ujarnya.

Dengan pendekatan seperti ini, harapannya anak-anak tidak hanya memperoleh hiburan, tetapi juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan pemahaman dasar tentang data yang bisa bermanfaat di masa depan mereka. Hal ini juga memperlihatkan bagaimana teknologi dan ilmu pengetahuan dapat disisipkan dalam pembelajaran informal yang kreatif.

Empat mini games edukatif menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini, yaitu Misi Warna Hilang, Jalur Angka Ajaib, Tabel Simbol Rahasia, dan Puzzle Gambar Data. Masing-masing permainan dirancang untuk memberikan tantangan kolaboratif yang mengasah berbagai kemampuan. Seperti pengamatan visual, logika berhitung, pengelompokan data berdasarkan kategori, dan kemampuan menyusun potongan informasi menjadi sebuah gambaran utuh. Dalam Misi Warna Hilang, anak-anak mencari warna-warna tertentu dari lingkungan sekitar dan mengaitkannya dengan konsep pengelompokan data.

Jalur Angka Ajaib mengharuskan mereka melompat ke angka yang benar sesuai dengan hasil perhitungan sederhana, sehingga melatih kemampuan berhitung dan koordinasi motorik. Tabel Simbol Rahasia meminta anak-anak untuk mengelompokkan simbol berdasarkan bentuk dan warna, meningkatkan kemampuan observasi dan klasifikasi data. Terakhir, Puzzle Gambar Data menantang mereka untuk menyusun kembali potongan gambar yang membentuk sebuah visualisasi dari “Kota Data,” sebuah alur cerita fantasi yang menggugah imajinasi anak-anak sebagai ilmuwan cilik yang harus menyelamatkan kota tersebut. Keseluruhan permainan dikemas dalam suasana yang menyenangkan sehingga anak-anak dapat belajar tanpa merasa terbebani.

Suasana selama kegiatan berlangsung sangat kondusif dan penuh semangat. Anak-anak tampak antusias mengikuti setiap pos permainan hingga selesai. Mereka tidak hanya aktif secara fisik tetapi juga menunjukkan rasa penasaran yang tinggi terhadap materi yang disampaikan. Meskipun kegiatan ini berbasis pembelajaran, para peserta justru sangat menikmati setiap tantangan dan tampak bersemangat untuk mencoba kembali jika ada kesempatan. Interaksi yang hangat antara mahasiswa Himatesda dengan anak-anak membuat suasana semakin akrab dan menyenangkan. Pendekatan yang digunakan mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Di mana anak-anak merasa dihargai dan didukung untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Apresiasi juga datang dari pihak Komunitas Kampoeng Dolanan. Bapak Nardi, salah satu perwakilan komunitas, mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada tim Himatesda Unair atas pelaksanaan kegiatan yang sangat bermanfaat tersebut. Ia mengatakan, “Kami sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Anak-anak merasa dihargai dan senang karena bisa belajar sambil bermain. Harapannya kegiatan ini bisa terus berlanjut ke depannya.” Pernyataan tersebut menjadi motivasi besar bagi Himatesda untuk terus mengembangkan program pengabdian masyarakat yang berkelanjutan. Selain berdampak positif pada peserta, program ini juga menjadi ruang refleksi dan pembelajaran bagi para mahasiswa Himatesda sendiri. Melalui keterlibatan langsung dalam pengelolaan kegiatan sosial, mahasiswa mendapat kesempatan untuk berlatih kemampuan komunikasi, meningkatkan empati, serta membangun tanggung jawab sosial yang kuat.

Komitmen Himatesda terhadap pendidikan inklusif dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) juga semakin menguat melalui kegiatan ini. Khususnya dalam aspek pendidikan inklusif dan berkualitas. Program TSD Mengajar menjadi bukti bahwa semangat pengabdian masyarakat dapat dikemas secara kreatif, ringan, dan menyenangkan tanpa menghilangkan makna dan tujuan utamanya. Dengan adanya program seperti ini, harapannya semakin banyak mahasiswa yang terdorong untuk aktif berkontribusi pada masyarakat melalui pendekatan inovatif dan kreatif.

Penulis: Hilmi Muhammad Bintang

Editor: Yulia Rohmawati