Universitas Airlangga Official Website

Hindari Penularan TBC dengan Mengenali Gejala Spesifiknya

Dokter Rima dalam paparannya mengenaiTBC. (Foto: SS YouTube)

UNAIR NEWS – Menanggapi naiknya angka penderita penyakit TBC di kalangan masyarakat Indonesia, JawaPos TV mengundang salah satu dokter dari PLK UNAIR, Rima Dwi Yanantika, dr, untuk memandu jalannya diskusi tentang gejala penyakit tersebut. Acara ‘Sehat Pagi’ ini dilangsungkan pada Senin (4/7/2022).

Sebagai pembuka, Dokter Rima membagikan informasi mengenai pengertian TBC. TBC atau yang sering disebut orang awam sebagai flek paru, ujarnya, adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosa. “Bakteri ini bisa menyerang paru-paru, juga organ di luar paru-paru. Penyakit yang ditimbulkan akibat bakteri yang menyerang paru-paru, disebut TBC paru,” tambah Dokter Rima.

Selanjutnya, ada 3 macam kondisi yang terjadi setelah bakteri menyerang paru-paru. Pertama, lanjut Dokter Rima, adalah ketika bakteri menginfeksi, tapi kemudian mati karena sistem imun tubuh sedang baik.

Kedua, bakteri menginfeksi ketika sistem imun tubuh sedang baik, tapi bakteri tadi tidak mati, melainkan tidur, yang disebut dengan dorman. Penyakitnya disebut sebagai TBC laten, yang dapat menjadi aktif ketika sistem imun melemah sehingga menjadi fokus Pemerintah untuk ditangani lebih lanjut. Kondisi terakhir adalah ketika bakteri menginfeksi tubuh dan berhasil mengakibatkan timbulnya gejala-gejala.penyakit TBC aktif karena sistem imun tubuh yang melemah.

Lebih lanjut, Dokter Rima menyinggung gejala umum yang biasanya dimiliki oleh penderita TBC, yakni batuk. Namun, ia menegaskan bahwa tidak semua gejala batuk dapat menjadi penyebab TBC. “Untuk penyakit TBC, batuknya berbeda dengan batuk alergi, karena batuknya penderita TBC tidak sembuh selama lebih dari 7 hari sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dahak,” terangnya.

Gejala lain TBC, sambung Dokter Rima, seperti demam tidak terlalu tinggi, badan berkeringat di malam hari, sesak nafas, mual, tidak nafsu makan, dan berat badan menurun. “Sebenarnya untuk gejala sesak nafas, mungkin sedikit mirip dengan penyakit asma, tapi mereka berbeda. Penyakit asma disebabkan oleh penyempitan saluran napas, sedangkan TBC disebabkan oleh bakteri, yang keduanya sama-sama menimbulkan gejala sesak nafas,” bebernya.

Dalam pengobatannya sendiri, Dokter Rima menjelaskan bahwa ada beberapa tahap yang dilakukan, mulai dari uji dahak dan TCM, pemberian obat dengan pemantauan oleh tenaga medis, pemantauan dahak secara berkala.

“Saran saya, jika ada gejala seperti yang saya sebutkan tadi, segera lakukan pemeriksaan. Dan apabila dinyatakan menderita penyakit TBC, kemudian berobat, tapi belum ada perubahan, sebaiknya kontrol lagi sampai tuntas, tetap patuh minum obat. Jangan berhenti sampai di situ saja,” tutup Dokter Rima.

Penulis: Leivina Ariani Sugiharto Putri

Editor: Nuri Hermawan