UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH) Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas AIrlangga (UNAIR) Banyuwangi kembali menghadirkan Program Pengamatan Burung. Kegiatan tersebut merupakan inisiasi dari Divisi Wild and Domestic Animal Care bersama Fowl Care. Pengamatan burung berlangsung di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi pada Minggu (8/9/2024).
Ketua Pelaksana, Reyza mengatakan upaya perlindungan satwa liar merupakan bagian penting membangun kehidupan berkelanjutan. Melalui pengamatan burung, mahasiswa dapat melakukan pendeteksian dan perhitungan populasi kehidupan burung liar. Satwa burung termasuk salah satu dari bagian hewan yang perlu mendapatkan konservasi. Mahasiswa dapat mengetahui teknik yang sesuai dalam pengamatan burung khususnya endemik Alas Purwo.
“Kegiatan bertujuan sebagai langkah awal mengenal berbagai jenis spesies burung. Yang selanjutnya dapat menjadi upaya konservasi dan pendidikan,” kata mahasiswa Kedokteran Hewan FIKKIA angkatan 2022 itu.
Jelajahi Jalur Pengamatan Burung di Tengah Hutan
Peserta merupakan 25 mahasiswa kedokteran hewan FIKKIA dari angkatan 2021 hingga 2023. Mereka terbagi menjadi dua kloter dalam empat kelompok berbeda. Setiap kloter mendapatkan pendampingan dari petugas taman nasional.
Mereka harus menyusuri hutan sepanjang kurang lebih tiga kilo meter yang merupakan jalur pengamatan burung. Teropong binokular menjadi salah satu alat yang berguna melihat burung yang terbang maupun bertengger di hutan rimba.
“Untuk jenis burung ada sekitar lebih dari 250 jenis. Jenisnya seperti merak hijau, rangkong badak, elang laut perut putih, bangau tongtong dan jalak putih,” ujar Reyza.
Dengan melakukan pengamatan, mahasiswa dapat memonitoring populasi burung yang terbang bebas di alam. Sekaligus melakukan perlindungan dan pendeteksian burung yang sakit. Reyza berharap melalui kegiatan satwa aves liar. Termasuk dalam tata cara pengamatan dan identifikasi spesies dalam upaya konservasi burung liar.
“Selanjutnya menjadi upaya konservasi pelestarian burung liar bukan hanya di Taman Nasional Alas Purwo saja, namun juga di Taman Nasional seluruh Indonesia,” harapnya.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Edwin Fatahuddin