Universitas Airlangga Official Website

Hubungan Antara Kekuatan Genggaman Tangan dan Tinggi Badan pada Usia Dewasa Muda

Foto by Tribun Sumsel

Tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya nutrisi. Pada orang dengan tinggi badan yang rendah, pertumbuhan sistim muskuloskeletal di regio lain termasuk lengan dan tangan akan menyesuaikan dengan proporsi tubuh normal. Perkecualian didapatkan misalnya pada kasus dwarfisme maupun kelainan tulang dan tulang rawan. Namun, pada orang dewasa muda yang sehat, pertumbuhan tulang-tulang panjang pada lengan dan tungkai akan berkorelasi erat. Di Indonesia, rerata tinggi badan di kalangan usia dewasa muda belum banyak dilaporkan, terlebih yang dikaitkan dengan kekuatan genggaman tangan, sebagai salah satu indikator kebugaran sistim muskuloskeletal.

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tinggi badan dan menganalisis kaitannya dengan kekuatan genggaman tangan seseorang, di mana hal tersebut diukur dengan alat digital dinamometer genggam. Penelitian dilakukan di Surabaya, di mana usia partisipan diatas 18 tahun dan tidak lebih dari 22 tahun. Sebelum penelitian dilakukam, uji kelayakan etik dan persetujuan dari setiap partisipan telah dilaksanakan.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa rerata tinggi badan pada laki-laki jauh lebih besar dibandingkan perempuan (sekitar 170 cm pada laki-laki, dan 156 cm pada perempuan). Sedangkan kekuatan genggaman tangan pada laki-laki lebih besar dibandingkan pada perempuan, baik pada tangan dominan maupun non-dominan. Didapatkan hubungan yangnkuat antara kekuatan genggaman tangan seseorang dengan tinggi badannya. Selisih kekuatan genggaman tangan dominan dan non-dominan antara laki-laki dan perempuan adalah sekitar 13,9-14 kg jika diukur melalui alat dinamometer tangan tersebut.

Grafik pertumbuhan tinggi badan laki-laki berbeda dengan perempuan, di mana puncak grafik pada perempuan terjadi lebih awal dibandingkan laki-laki, sebaliknya, potensi pertambahan tinggi badan pada perempuan relatif dapat lebih cepat terhenti dibandingkan laki-laki. Setiap pertambahan tinggi badan sebesar 5 cm, maka kekuatan genggaman tangan seseorang akan bertambah sekitar 1 kg pada perempuan, dan 1,5 kg pada laki-laki. Hal ini juga dapat dikarenakan adanya perbedaan ukuran tangan pada kedua gender. Dilaporkan pula bahwa rerata tinggi badan seseorang diperkirakan sebesar 9 kali dari ukuran tinggi tangannya.

Dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang erat antara tinggi badan dan kekuatan genggaman tangan seseorang, sehingga hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya yang menganalisis tentang kekuatan genggaman tangan, agar memperhatikan variabel tinggi badan dalam pengamatannya. Kekuatan genggaman tangan yang merupakan indikator tingkat kebugaran tubuh khususnya sistim muskuloskeletal, akan membantu seseorang dalam menyelesaikan tugas psikomotor sehari-hari. Dengan mengoptimalkan nutrisi dan olah-raga, maka individu akan dapat mencapai potensi optimal tinggi badan dan meningkatkan kekuatan genggaman tangan yang dapat bermanfaat bagi kualitas hidup dan kesehatan seseorang.

Penulis: Viskasari P. Kalanjati

Artikel lengkap dapat diunduh di: Mal J Med Health Sci 17(SUPP2): 9-12, April 2021;https://medic.upm.edu.my/jurnal_kami/malaysian_journal_of_medicine_and_health_sciences_mjmhs/mjmhs_vol17_supp_2_april_2021-61401

Judul artikel: Correlation of Hand Grip Strength and Body Height Amongst Young Adults in Indonesia (Peppy Nawangsasi, Viskasari P. Kalanjati, Risdiansyah, Rudi Irawan, Ni Wajan Tirthaningsih)