Universitas Airlangga Official Website

Ikut Proyek Penelitian Hingga Exchange ke Negeri Sakura

“Be so good that they can’t ignore you”

UNAIR NEWS – Rizki Hanindia Rasyid dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik S1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (UNAIR) Periode 241. Mahasiswa program studi studi kejepangan itu berhasil lulus dengan perolehan IPK cumlaude 3.95 dalam waktu 3,5 tahun. Selama kuliah, ia aktif di berbagai kegiatan termasuk exchange ke negeri Sakura.

Selama kuliah, perempuan yang kerap dipanggil Hanin itu terbukti telah merengkuh banyak pengalaman berharga. Berawal sejak tahun 2021, ia dipercaya oleh program studi dan fakultas untuk terlibat dalam proyek penelitian.

Ia mendapat tanggung jawab untuk menyusun artikel ilmiah tentang serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat. Lalu, ia juga mendapat tanggung jawab untuk meneliti isu kesetaraan gender yang mana ia harus mewawancarai para perempuan lansia di Kota Surabaya yang berasal dari berbagai latar belakang.

“Pengalaman tersebut sangat berkesan bagi saya. Selain mengasah kemampuan komunikasi kepada orang yang lebih tua, saya juga dapat memahami bagaimana perspektif para perempuan lansia terhadap kehidupan mereka di Kota Surabaya,” ujar sekretaris GENBI UNAIR itu.

Selain ikut proyek penelitian, Hanin bercerita bahwa dirinya juga pernah mengikuti beberapa program pertukaran pelajar. Mulai dari short exchange di FPT University Vietnam, online course di Osaka University Jepang, dan exchange selama setahun di Kansai University Jepang.

“Selama di Jepang, saya berusaha untuk mengisi hari-hari dengan sebaik mungkin. Saya bekerja paruh waktu sebagai asisten dosen di Kansai University. Saya membantu mengajar bahasa inggris kepada teman-teman saya di Jepang,” ucap Awardee Beasiswa Unggulan Bank Indonesia itu.

“Di luar kampus, saya bekerja paruh waktu sebagai pengajar di daycare yang basis pengajarannya adalah bahasa inggris. Saya juga berkesempatan untuk menjadi interpreter di sebuah pertemuan di Osaka City Hall,” sambungnya.

Kendati berbagai capaian yang telah ia dapat semasa studi, Hanin mengungkapkan ia pernah merasa terpukul karena telah kehilangan sosok ayah tercintanya. Kejadian tersebut sempat membuatnya runtuh dan putus asa untuk melanjutkan mimpi-mimpinya.

Namun, ia selalu ingat bahwa ia masih punya seorang ibu yang harus ia banggakan. “Pemikiran itulah yang selalu menguatkan dan meyakinkan saya. Saya tidak boleh membiarkan ibu saya berjuang sendirian. Oleh karenanya, saya berusaha keras mencari beasiswa demi meringankan beban beliau,” tukasnya.