Universitas Airlangga Official Website

Ikuti Konferensi Internasional, Mahasiswa UNAIR Teliti Identitas Profesional Guru di Indonesia

Mahasiswa Linguistik UNAIR mempresentasikan karya penelitiannya di hadapan para audiens yang berasal dari kalangan akademisi internasional
Restu Santyarini Ketika Mempresentasikan Hasil Penelitiannya di Konferensi Internasional Singapura (Foto: Narasumber)

UNAIR NEWS –  Mahasiswa program magister Linguistik Universitas Airlangga (UNAIR) jadi presenter dalam konferensi internasional. Ajang prestisius tersebut dilaksanakan oleh National University of Singapore (NUS), pada Kamis (5/12/2024) hingga Sabtu (7/12/2024). Ia adalah Restu Santyarini, yang mempresentasikan hasil penelitian tentang identitas profesional guru di hadapan para akademisi dan peneliti dari berbagai negara. 

Kepada UNAIR NEWS, Restu menerangkan bahwa ia mengusung paper penelitian berjudul An Ecological Perspective Case Study: The Role of Emotion in the Identity Construction of Young Learner English Language Teachers. Restu menjelaskan, bahwa topik yang ia angkat merupakan salah satu isu penting di Indonesia yang menarik untuk dibahas. 

Mahasiswa Linguistik berfoto di depan ikon NUS Singapura
Foto diri Restu Santyarini di NUS Singapura (Foto: Narasumber)

“Jadi, penelitian ini berkaitan dengan bagaimana kita meningkatkan professional identity (identitas profesional, red) dari guru-guru khususnya di Indonesia. Apalagi untuk seorang guru young learner, yang di Indonesia sendiri banyak dipandang sebagai inferior. Daripada guru-guru yang mengajar di tingkat atas, seperti SMP dan SMA,” ucap Restu. 

Restu merasa bangga bisa berkesempatan  merepresentasikan hasil penelitiannya dalam ajang bergengsi tersebut. Terlebih, ia mengangkat salah satu isu penting mengenai profesionalitas dan identitas seorang pengajar di Indonesia. “Ini merupakan konferensi internasional pertama saya. Tentu sangat bangga karena ini juga kesempatan bagi saya untuk mengangkat isu ini,” imbuhnya. 

Dihadiri oleh peneliti dari 42 negara, Restu menyatakan bahwa ia sempat ragu ketika akan mempresentasikan hasil penelitiannya. “Awalnya ada keraguan dari saya sendiri. Apakah saya bisa meyakinkan mereka bahwa isu ini layak diangkat? apakah isu ini layak untuk dipublikasikan secara internasional?” ujar mahasiswa asal Bangkalan tersebut. 

Harapan besar Restu di awal tentu bisa berkolaborasi dengan salah satu peneliti di sana. “Saya tertarik dengan salah satu keynote speaker di sana, yaitu Profesor Sarah Mercer. Kami sempat berdiskusi mengenai topik yang saya angkat. Dan ternyata saya mendapatkan tawaran kolaborasi dengan beliau. Beliau meminta saya untuk mengirimkan paper ke email pribadi beliau,” katanya. 

Pada akhir, Restu berpesan khususnya kepada mahasiswa lainnya, agar senantiasa peka terhadap isu sekitar. “Intinya kita harus lebih membuka mata terhadap fenomena-fenomena disekitar kita. Bahkan awalnya yang saya anggap topik ini tidak relevan, pada akhirnya saya berhasil mengemas dan mengaitkannya dengan kontribusi dan implikasi kita terhadap fenomena tersebut,” pungkasnya. 

Penulis: Zahwa Najiba Putri Malika

Editor: Yulia Rohmawati