Universitas Airlangga Official Website

Ikuti Kongres Internasional, Annisa Teliti Risiko Retinopati pada Bayi Prematur

Annisa saat 17th Congress of Asia Pacific Vitreo-Retina Society (APVRS) 2024 di Suntec Singapore and Exhibition Centre, Singapura (Foto: Dok. Narasumber)
Annisa saat 17th Congress of Asia Pacific Vitreo-Retina Society (APVRS) 2024 di Suntec Singapore and Exhibition Centre, Singapura (Foto: Dok. Narasumber)

UNAIR NEWS – Annisa Salsabilla Dwi Nugrahani mahasiswa program profesi kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) sukses mengikuti kongres internasional. Kongres internasional tersebut ia ikuti pada Jumat hingga Minggu (22-24/11/2024) di Suntec Singapore and Exhibition Centre, Singapura. The 17th Congress of Asia Pacific Vitreo-Retina Society (APVRS) 2024 itu merupakan kongres tahunan yang membahas terobosan seputar penyakit mata pada retina. Annisa menjadi salah satu mahasiswa yang terlibat pada kongres yang menyasar para dokter mata tersebut. 

APVRS menghadirkan berbagai sesi yang berjalan secara paralel. Hal ini memungkinkan peserta bisa memilih topik yang sesuai minat mereka. Salah satu sesi yang menarik perhatian Annisa adalah rapid fire session. Terdiri dari sepuluh presenter, sesi ini membahas uji klinis terapi terbaru yang belum distandarkan dan masih diteliti lebih lanjut.

“APVRS ini sangat membuka wawasan saya mengenai topik mata. Saya juga dapat mempelajari penelitian dari berbagai negara seperti Amerika, Jerman, Jepang, dan Australia. Kongres ini sangat menarik karena terobosannya benar-benar bagus dan belum pernah saya dengar di dalam negeri,” ujar Annisa dalam wawancara dengan UNAIR NEWS.

Pada sesi tersebut, Annisa berkesempatan mempresentasikan penelitiannya yang berjudul Association between TNF-alpha Genetic Polymorphism with the Risk of Retinopathy of Prematurity (ROP) Incidence among Neonates. Penelitian tersebut merupakan kerja sama tim riset yang terdiri dari Annisa, Dr dr Wimbo S SpM (K) selaku konsulen dokter spesialis mata, dan dr Rifat Nurfahri SpM selaku dokter spesialis mata. 

Penelitian tersebut berangkat dari banyaknya kasus ROP yang ditemukan di Rumah Sakit Pendidikan UNAIR, RSUD dr Soetomo. “Kami berharap penelitian ini dapat membantu mendeteksi faktor-faktor penyebab retinopati. Selain itu, juga dapat menemukan terobosan untuk mencegah mutasi genetik yang berujung pada kondisi ini,” ujarnya.

Annisa menyatakan bahwa pengalaman mengikuti kongres ini membuka wawasannya terkait terobosan ilmiah untuk mengatasi berbagai penyakit pada mata. “Walaupun saya masih mahasiswa profesi, namun memperoleh kesempatan ini adalah hal yang sangat membuka mata dan pikiran saya. Bahwa ilmu yang kita dalami masih bisa berkembang secara masif,” kata Annisa.

Sebagai penutup, ia berpesan kepada mahasiswa. “Jangan pernah berhenti mencoba! Kita tidak pernah tahu kesempatan mana yang bisa membawa kita ke jalur baru di masa depan. Go out from your comfort zone and you will see how big the world is,” tutupnya dengan penuh semangat.

Penulis: Anggun Latifatunisa

Editor: Yulia Rohmawati