UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali memberangkatkan mahasiswanya untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Kali ini mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) berangkat menuju ke Universiti Kuala Lumpur (UniKL) untuk mengikuti program student mobility (pertukaran mahasiswa) selama satu bulan. Salah satu mahasiswa yang mengikuti program ini yaitu Muhammad Syarif Satriyo Samudra.
Satriyo mengikuti pertukaran mahasiswa di UniKL dengan mengembangkan produk olahan rumput Gracilaria. Ia memilih mengembangkan produk itu lantaran terinspirasi dari keikutsertaannya pada acara APA (Asean Pacific Aquaculture), salah satu pameran akuakultur internasional yang terselenggara di Surabaya. Dalam pameran ini terdapat olahan produk rumput laut yang akhirnya membuat Satriyo tertarik untuk mendalami pengolahan produk tersebut.
Kembangkan Produk
Satriyo memanfaatkan momentum pertukaran mahasiswa untuk mendalami pengolahan rumput laut jenis Gracilaria sp sebagai bahan baku pembuatan produk jadi. Satriyo mengatakan, budi daya Gracilaria sp dapat dilakukan di tambak dengan memanfaatkan lahan tak terpakai. Hal tersebut menjadi keunggulan dari jenis rumput laut tersebut.
“Budi daya Gracilaria ini sangat mudah. Selain itu juga memiliki target pasar yang besar serta peluang untuk produk jadi yang sangat luas. Produk jadi dari rumput laut jenis ini dapat berupa makanan, tekstil, bahan bakar minyak hingga menjadi bahan dalam industri kecantikan. Selain itu, pembudidayaan Gracilaria pada lahan tak terpakai dapat meningkatkan produktivitas lahan dan memperbaiki ekosistem,” ungkapnya.
Dalam program pertukaran mahasiswa ini, Satriyo mengembangkan produk olahan rumput laut Gracilaria berupa bubuk agar dan pengembangan produk sea moss. Sea moss merupakan olahan superfood yang berasal dari tanaman laut Kappaphycus alvarezii. Tanaman laut tersebut kerap menjadi campuran jus, hingga bahan baku kosmetik. Selain itu, Kappaphycus alvarezii memiliki manfaat bagi metabolisme tubuh.
Selain itu, pengembangan olahan Kappaphycus alvarezii digunakan sebagai karagenan atau bahan pengental, bahan plastik kemasan yang mudah terurai dan juga sedotan ramah lingkungan. Satriyo mengatakan pengembangan produk ini akan menyasar kalangan UMKM sebagai target dari pengembangan produknya.
“Pada pengolahan Gracilaria ini kami berharap agar ke depan dapat dilakukan hilirisasi industri sebagai upaya dalam mengembangkan bahan baku menjadi bahan jadi sampai produk turunan. Pengolahan ini harapannya dapat meningkatkan value dari suatu produk karena adanya pengelolaan yang berkesinambungan sehingga harga jual pun dapat meningkat,” ungkapnya.
Pesan dan Kesan
Selama mengikuti kegiatan student mobility ini, Satriyo merasakan kesan positif dari UniKL sebagai kampus tujuannya. Ia mengatakan bahwa fasilitas penunjang dalam pembelajaran sangat lengkap dan memiliki kondisi yang prima. Ia juga berpesan kepada rekanan yang ingin mencoba mengikuti program pertukaran mahasiswa agar tidak ragu dan mencoba.
“UNAIR sebagai sarana belajar mendukung penuh mahasiswanya untuk mengembangkan skill dan kompetensi. Salah satunya melalui pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Sangat rugi jika tidak kita manfaatkan sebaik mungkin kesempatan berharga yang diberikan oleh kampus,” tutupnya.
Penuli: Rifki Sunarsis Ari Adi
Editor: Yulia Rohmawati