UNAIR NEWS – Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program cetusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek). Program tersebut mendorong mahasiswa untuk merdeka dalam menuntut ilmu. Secara umum, pemerintah lewat Mendikbudristek mewadahi mahasiswa untuk melakukan studi independen, magang dan melakukan proyek di luar kampusnya. FEB mencoba untuk menginisiasi program implementasi BBK dalam kegiatan semester di dalam program studi.
Universitas Airlangga (UNAIR) merilis MBKM mandiri lewat program Belajar Bersama Komunitas (BBK). Dr Wisnu Wibowo SE MSi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR, menyampaikan bahwa FEB mencoba untuk menginisiasi program BBK dalam kegiatan semester di dalam program studi. Program BBK secara umum terikat oleh mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dibawahi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNAIR.
“FEB mengajak mahasiswa menjadi kaum pembelajar berpendidikan dan berorientasi pada proses implementasi pengetahuan dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” ungkapnya pada Jumat (11/8/2023) via Zoom. Sosialisasi tersebut diikuti oleh Mahasiswa FEB semester 5 dan 7 yang belum mengambil mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Program Monodisiplin KKN BBK
Dr Wisnu menyampaikan bahwa BBK FEB merupakan bagian dari MBKM mandiri. Mahasiswa bisa mengonversi hasil BBK menjadi satuan kredit semester (SKS) sebanyak 20.
“Program monodisiplin ini mewadahi gabungan 8-10 mahasiswa dari empat program studi di FEB (Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, dan Ekonomi Syariah, red). Sehingga tema BBK terfokus pada ekuivalen mata kuliah yang ditempuh pada tiap program studi,” jelasnya.
Dalam program BBK tersebut FEB menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gresik. Dosen FEB UNAIR tersebut menjelaskan bahwa tema dari program ini adalah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). “Termasuk tata kelola, manajerial, penguatan ekonomi di desa atau kecamatan, potensi desa, juga berkaitan dengan implementasi penguatan produk,” ungkapnya.
Perbedaan KKN Reguler LPPM dengan KKN-BBK FEB
Pada dasarnya program BBK FEB memiliki basis yang mirip dengan BBK yang dinaungi LPPM. Basisnya adalah mengabdi dengan spirit belajar bersama komunitas yang ada di masyarakat desa. Di samping itu, terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya. Perbedaannya mencoloknya ada pada durasi dan beban SKSnya.
Total durasi KKN-BBK FEB adalah satu semester penuh sejak Agustus hingga Januari. Hal ini berbeda dengan KKN-BBK Reguler LPPM yang memiliki durasi selama 26 hari. Pada rentangan konversi pun berbeda. FEB menawarkan minimal konversi sebanyak 20 SKS dan LPPM sebanyak 3 SKS.
Kendati demikian, kedua program tersebut memiliki misi untuk mengabdi dan melakukan transfer pengetahuan kepada masyarakat. Untuk itu, Dr Wisnu menyampaikan, “Proses BBK tidak berhenti ketika sudah tidak berada di desa, tetapi masih berlanjut dalam proses seminar, publikasi jurnal dan berita agar hasil kegiatan dapat diketahui oleh kalangan yang lebih luas.”
Penulis: Muhammad Naufal Rabbani
Editor: Feri Fenoria