Universitas Airlangga Official Website

Inisiasi Program Edukasi Catin, Alumnus FKM Raih Juara I Penyuluh KB ASN Nasional

Nano Susanto SKM Juara I Penyuluh KB ASN Nasional 2025, Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR (Foto: Dokumensi Pribadi Narasumber)
Nano Susanto SKM Juara I Penyuluh KB ASN Nasional 2025, Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR (Foto: Dokumensi Pribadi Narasumber)

UNAIR NEWS – Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Nano Susanto SKM, berhasil meraih Juara I Tingkat Nasional Kategori Penyuluh KB ASN dalam ajang Apresiasi Tenaga Lini Lapangan Terbaik 2025. Penyuluh KB Ahli Muda Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta itu menuturkan bahwa penghargaan tersebut menjadi penyemangat dalam pengabdiannya di masyarakat.

“Saya tidak menyangka akan jadi juara satu. Awalnya hanya optimis masuk lima besar karena proses seleksi yang cukup panjang dan penilaian saya lumayan menonjol di tahap awal,” ungkap Nano. 

Nano, yang lulus dari FKM UNAIR pada 2015 lali, menjelaskan bahwa kompetisi ini diikuti ratusan penyuluh KB ASN dari berbagai daerah. Proses seleksi berlangsung sejak Mei, mulai dari pengiriman profil diri dan video testimoni perangkat daerah, orientasi dan retest, kuis program KB, penilaian video unjuk seni edukasi, hingga grand final.

“Di grand final, saya diminta menjawab pertanyaan acak selama tiga menit. Kebetulan waktu itu tentang kader IAMP, jadi saya jawab secara terstruktur. Mulai pengertian, klasifikasi, lalu cara menggerakkan kader,” jelasnya.

Dalam presentasi inovasi yang menjadi penilaian utama, Nano menampilkan lima inovasi berbasis kebutuhan masyarakat di Kapanewon Nanggulan. Salah satunya adalah Samawak (Sampun Mantep Wanton), program kesiapan menikah yang terintegrasi melalui link materi dan kuis sebelum calon pengantin (catin) mengurus dokumen pernikahan. Ia juga membuat form alur tanda tangan lintas instansi sebagai syarat persiapan menikah.

Selain itu, Nano memiliki inovasi “Kudu Penting” yang melibatkan Forkopimcam turun langsung ke posyandu untuk mencegah stunting. Kemudian, inovasi “Ketanting” untuk edukasi catin usia dini, permainan edukasi remaja “Uno Stako”, dan mind mapping kesiapan menikah yang membantu remaja merencanakan pernikahan secara matang.

“Inovasi-inovasi ini hanya saya lakukan di kecamatan saya. Tapi jika diadopsi daerah lain, tentu akan bermanfaat. Harapannya, remaja dan masyarakat siap menikah, mencegah stunting, dan menciptakan keluarga berkualitas,” tutur Nano.

Baginya, penghargaan ini menjadi kebanggaan tersendiri. Baik secara pribadi maupun untuk Kabupaten Kulon Progo yang terakhir meraih penghargaan serupa pada 2007. “Maknanya menjadi booster semangat bagi saya, sekaligus inspirasi teman-teman sejawat. Target ke depan, saya ingin mengembangkan inovasi ini dengan teknologi agar menjangkau lebih luas,” ujarnya.

Nano berpesan kepada mahasiswa FKM UNAIR untuk selalu melakukan segala hal dengan tuntas, totalitas, dan ikhlas. “Kalau kita sudah tuntas, totalitas, dan ikhlas, tidak akan ada penyesalan meskipun hasilnya di luar harapan. Yang penting maksimal dulu,” pungkasnya.

Penulis: Ameyliarti Bunga Lestari

Editor: Yulia Rohmawati