Universitas Airlangga Official Website

Inovasi Perdagangan Rempah Modern Bawa Mahasiswa UNAIR Juarai LKTIN UGM

Richo Andrianto, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, FIB UNAIR (Foto: Dok. Narasumber)
Richo Andrianto, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, FIB UNAIR (Foto: Dok. Narasumber)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mempersembahkan prestasi gemilang. Richo Andrianto, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), berhasil mengantongi gelar Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Festival Arkeologi, Himpunan Mahasiswa Arkeologi, Universitas Gadjah Mada (UGM). Richo, sapaan akrabnya, memenangkan lomba bertema “Maritim Rempah-Rempah” itu pada Sabtu (18/11/2023). Ia mengangkat ide inovasi perdagangan rempah modern.

Dalam lomba itu, Richo menggagas ide untuk meningkatkan perdagangan rempah modern di Kota Surabaya. Richo menuturkan bahwa gagasannya itu berlatar belakang dari sejarah Kota Surabaya sebagai salah satu pusat perdagangan rempah Nusantara.

“Surabaya memiliki peran penting pada masa awal perdagangan rempah. Sejak abad ke-15, perdagangan rempah-rempah menjadi faktor penting dalam perekonomian Surabaya. Hal itu juga menjadikan Surabaya sebagai kota yang memiliki budaya maritim beragam,” terang Richo, Minggu (19/11/2023).

Kendati demikian, eksistensi Surabaya sebagai kota pelabuhan yang dilalui jalur rempah saat ini mulai memudar. Di sisi lain, perdagangan rempah juga kini secara perlahan mengalami penurunan.

Kedua kondisi itu memantik Richo untuk menggagas solusi relevan terkait masalah perdagangan rempah modern di Kota Surabaya tanpa meninggalkan aspek historisnya. Solusi itu ia kemas dalam karya berjudul Jejak Rempah-Rempah Surabaya: Perjalanan Sejarah Jalur Sutra dan Keberagaman Budaya Maritim Sebagai Perwujudan Cultural Heritage di Indonesia.

“Topik tentang perdagangan rempah di Surabaya membuat saya tertarik untuk membahas sisi historisnya. Selain itu, saya juga ingin memberikan solusi yang relevan terkait perdagangan rempah di masa modern khususnya di Surabaya,” imbuhnya.

Screenshoot hasil pengumuman juara LKTI Festival Arkeologi UGM, Sabtu (18/11/2023) (Foto: Istimewa)

Terkait perdagangan rempah dan permasalahannya, Richo memberikan solusi berupa tiga inovasi berbasis teknologi. Pertama, yakni teknologi pelacakan dan manajemen rantai pasok. Teknologi ini menerapkan sistem internet of things (IoT) untuk mencatat dan memantau rantai pasok rempah yang transparan, aman, dan berkelanjutan. 

“Teknologi ini menerapkan pelacakan blockchain atau IoT untuk mencatat dan memantau rantai pasok rempah dari petani, pengumpul, hingga eksportir. Hal ini dapat meningkatkan transparansi, keamanan, dan keberlanjutan perdagangan rempah,” tutur Richo.

Kedua, mahasiswa asal Sidoarjo ini  menyuguhkan konsep pembangunan Pusat Inovasi Rempah Surabaya. Nantinya, pusat inovasi rempah ini akan menjadi wadah berkolaborasi bagi para ahli, petani, dan pelaku bisnis terkait pengembangan dan pengolahan rempah yang inovatif.

“Kedua yaitu Pusat Inovasi Rempah Surabaya. Di sini nantinya para ahli, petani, dan pelaku bisnis dapat berkolaborasi untuk mengembangkan teknologi baru, teknik pertanian terbaik, dan metode pengolahan yang inovatif,” tambahnya.

Richo juga mengusung platform jual beli rempah lokal secara online dalam karyanya. Tujuan pengadaan platform ini adalah untuk mempermudah produsen dan pedagang untuk menjual produk rempah, tidak hanya pada konsumen domestik tetapi juga mancanegara.

Melalui tiga solusi itu, Richo berharap agar inovasinya dapat menjadi jembatan bagi masyarakat Kota Surabaya dalam mengolaborasikan perdagangan rempah-rempah dengan kemajuan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi). Dengan demikian, harapannya pengembangan ini tidak hanya berdampak dari segi ekonomi tetapi juga pengetahuan sejarah.

“Melalui novasi yang digagas diharapkan mampu menjadi jembatan dalam mengembangkan rempah-rempah di bidang IPTEK dan berdampak dari segi pengetahuan rempah oleh masyarakat,” tutupnya.

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Feri Fenoria