Universitas Airlangga Official Website

Integrasi Industri Jadi Solusi Kesejahteraan Peternak Sapi Perah

Divisi Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga menyelenggarakan kuliah tamu secara daring pada Rabu (16/3/2022).

UNAIR NEWS – Tren Peningkatan kebutuhan susu sapi dalam negeri belum diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan peternak sapi perah lokal di Indonesia. Untuk menjawab hal tersebut, Divisi Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga menyelenggarakan kuliah tamu secara daring pada Rabu (16/3/2022).

Mengangkat tema Integrated System in Dairy Farming Business Model, webinar mengajak civitas akademika lebih kreatif dan solutif dalam memberikan pengembangan bisnis peternakan sapi perah. Terutama yang berintegrasi dan menguntungkan semua tingkatan bisnis. Mulai peternak hingga industri pengolahan.

Sebagai pemateri, Deddy Fachrudddin Kurniawan drh menyebut pengelolaan peternakan sapi perah di Indonesia belum berorientasi pada industri dan keuntungan bisnis seperti halnya di negara maju.

“Faktor utama dalam bisnis adalah profit cost. Dalam hal ini, pengaruh teknis kecepatan induk dalam menghasilkan pedet agar dapat segera masuk dalam tahap penghasil susu. Namun, peternak hanya berpikir dalam pengelolaan reproduksinya, yaitu breeding, breeding dan breeding tanpa memikirkan biaya yang dikeluarkannya,” katanya.

“Sistem pengelolaan hasil produksi susu sapi di Indonesia yang berjenjang dengan juga masih merugikan peternak, harus ada perubahan serta evolusi dalam pengelolaan perdagangan susu,” imbuhnya.

Deddy menambahkan, ada indikator yang perlu diperhatikan dalam melakukan evolusi dagang susu, yaitu Business mindset, profit oriented, market creativity, serta teamwork vs ego

Baca juga:

Sigit Dani, Mahasiswa FTMM UNAIR yang Suka Bikin Robot

Jadi, CEO sekaligus owner Dairy Pro Indonesia tersebut menekankan perlunya pengembangan sistem bisnis yang menguntungkan bagi semua tingkatan pelaku produsen susu sapi perah. Terutama di tingkat terbawah, yaitu peternak.

“Harus ada sistem model bisnis integrasi, terutama yang melibatkan peternak sebagai salah satu penerima benefit dari industri. Peternak harus memiliki saham dalam pabrik pengolahan sapi,” katanya.

Dengan melakukan kolaborasi dan integrasi dari tingkat peternak hingga industri, akan membuat pemasaran dan hasil produk semakin kreatif. Terutama melalui pemanfaatan digitalisasi yang terus berkembang.

“Untuk mengadaptasi era internet of things. Sebagai contohnya, kami (Dairy Pro Indonesia) menciptakan sistem kontrol produksi melalui fitur pengingat kontrol perlakuan reproduksi dengan jangka tertentu yang Insyaallah lebaran akan di-launching,” tuturnya.

Dalam akhir pemaparannya, Deddy berharap civitas akademika dapat menjadi pencetus sistem bisnis dengan model integrasi yang bersifat populer sehingga dapat diadopsi dan dimanfaatkan peternak secara luas.

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Feri Fenoria