Universitas Airlangga Official Website

Intip Cara Mencari Informasi di Ruang Digital yang Baik

Suasana workshop pengembangan komunitas Cak EDI (Cakap Etika dan Literasi Digital) di Kawasan Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (19/8/2023) di Ruang Kutai Martadipura ASEEC Tower. (Foto: Dok. Panitia)
Suasana workshop pengembangan komunitas Cak EDI (Cakap Etika dan Literasi Digital) di Kawasan Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (19/8/2023) di Ruang Kutai Martadipura ASEEC Tower. (Foto: Dok. Panitia)

UNAIR NEWS – Saat ini ruang digital seperti media sosial memiliki kaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Lalu lalang informasi berjalan cepat. Kondisi ini beriringan dengan semakin pesatnya informasi hoaks beredar. Lalu bagaimana cara mencari informasi di ruang digital yang baik? Simak ulasan yang disampaikan oleh Kalimah Wasis Lestari SIP MSc.

Dosen Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) tersebut mengatakan bahwa informasi palsu atau yang dikenal dengan sebutan hoaks bukanlah suatu hal yang baru. informasi biasanya didapatkan dari sumber terpercaya. Tapi hal ini berbeda dengan kondisi yang kerap terjadi.

“Banyak orang sekarang mendapat berita dari situs dan jaringan media sosial. Sering kali informasi ini sulit untuk mengatakan bahwa informasi tersebut kredibel atau tidak,” katanya.

Gangguan informasi era digital terbagi menjadi tiga. Pertama, misinformasi. Gangguan ini bisa diartikan sebagai informasi yang tidak benar tapi penyebar informasi meyakini bahwa informasi tersebut benar. Kedua, disinformasi. Informasi kedua ini merupakan informasi yang tidak benar dan penyebar informasi secara sengaja serta menyebarkan dengan tujuan yang tidak baik. Ketiga, mal informasi.

Kalimah Wasis Lestari S IP MSc saat menyampaikan materi pada workshop pengembangan komunitas Cak EDI (Cakap Etika dan Literasi Digital) di Kawasan Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (19/8/2023) di Ruang Kutai Martadipura ASEEC Tower. (Foto: Dok. Panitia)

“Kalau mal informasi itu informasi yang tidak memiliki unsur kebenaran, tapi dikemas dengan tujuan untuk merugikan pihak tertentu,” tutur Kalimah.

Melawan Hoaks

Ia menerangkan bahwa ada tiga cara untuk melawan berita hoaks. Pertama, analisis. “Kita harus melihat siapa yang menyusun informasi, apa motivasi mereka membuat informasi ini, bagaimana produksi informasinya, hingga siapa yang menerima informasi dan bagaimana pemahaman mereka,” terangnya.

Kedua, verifikasi. Tahap ini bisa dengan membandingkan antara informasi yang kita terima dengan informasi pada media pemberitaan terpercaya. Ketiga, evaluasi.

“Evaluasi bisa dengan menanyakan pada diri sendiri apakah informasi yang kita dapat bisa lebih banyak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain jika tersebar,” katanya.

Kalimah turut berpesan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial. “Jaga jari-jarinya, jika mendapatkan informasi periksa dulu sumber-sumbernya. Hal ini dapat menjadi upaya kita untuk ikut menjaga keluarga dan komunitas dari berita bohong,” tutupnya.

Pesan itu Karimah sampaikan pada workshop pengembangan komunitas Cak EDI (Cakap Etika dan Literasi Digital) di Kawasan Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (19/8/2023) di Ruang Kutai Martadipura ASEEC Tower. (*)

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Binti Quryatul M