Universitas Airlangga Official Website

IPF dan Infeksi Virus

Ilustrasi by Tribun

Dengan berkembangnya perkembangan industry dan perubahan iklim bumi maka keadaan ini memungkinkan timbulnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan. Salah satu penyakit ini adalah idiopathic pulmonary fibrosis (IPF). IPF adalah penyakit paru-paru kronis yang ditandai dengan penumpukan jaringan parut jauh atau fibrosis di dalam paru. Lebih lanjut jaringan paru yang rusak akan menjadi kaku sehingga hal ini akan membuat paru tidak bisa berfungsi secara efisien dan menyebabkan tingkat oksigen yang lebih rendah dalam aliran darah.

IPF merupakan salah satu dari kelompok penyakit paru interstisial atau interstitial lung diseases (ILD). ILD merupakan kelompok besar penyakit paru yang cukup heterogen. Keragaman ini terutama disebabkan oleh faktor penyebab, perjalanan penyakit, gejala klinis hingga terapi. Meskipun begitu, banyak penyakit ILD yang masih belum diketahui secara pasti etiologinya

Secara umum, harapan hidup dengan pasien IPF adalah sekitar tiga tahun. Ketika dihadapkan dengan diagnosis baru, wajar jika pasien akan memiliki banyak pertanyaan. Mereka mungkin bertanya-tanya apa yang dapat diharapkan dalam mengatasi masalah ini. Apakah ada hal-hal lain yang bisa memicu timbulnya IPF dan bahkan bisa memperberat penyakit.

Infeksi virus

Virus adalah partikel kecil materi genetik (baik DNA atau RNA) yang dikelilingi oleh lapisan protein. Beberapa virus juga memiliki penutup berupa sebuah “envelope” yang tersusun dari lemak. Virus tidak mampu bereproduksi sendiri sehingga bergantung pada organisme yang mereka infeksi (host atau inang) untuk kelangsungan hidup mereka. Secara umum dipahami bahwa virus merupakan organisme yang membahayakan kesehatan manusia. Namun, virus juga bisa bermanfaat bagi manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan. Misalnya, beberapa virus melindungi inang dari infeksi lain. Virus juga berpartisipasi dalam proses evolusi dengan mentransfer gen di antara spesies yang berbeda. Dalam penelitian biomedis, para ilmuwan menggunakan virus untuk memasukkan gen baru ke dalam sel.

Salah satu infeksi virus yang menarik perhatian adalah virus corona SARS-CoV-2 yang merupakan penyebab infeksi Covid-19. Pasien yang terinfeksi virus ini bisa mengalami badai sitokin. Reaksi ini sebenarnya merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh tapi justru menjadi penyebab terjadinya cedera paru akut. Infeksi Covid-19 dan virus lainnya bisa memberikan dampak terhadap penyakit IPF baik tentang proses awalnya hingga progresivitas penyakit.

Hubungan IPF dan infeksi virus

Ada banyak penelitian yang membahas tentang peran virus paru dalam IPF. Analisis ekspresi gen pasien IPF stabil versus eksaserbasi menemukan bukti penyebab infeksi baik bakteri dan virus dan inflamasi yang berlebihan. Memang mekanisme infeksi virus dalam patogenesis IPF masih belum jelas. Penelitian menunjukkan bahwa infeksi virus bisa memicu pertumbuhan jaringan parut atau fibrosis di awal perjalanan penyakit. Selain itu, infeksi virus juga bisa memicu terjadinya progresifitas dan eksaserbasi akut IPF.

Salah satu molekul yang berperan dalam menjembatani peran infeksi virus adalah NLRP3 inflammasome. Inflammasome adalah oligomer multiprotein sitosolik dari sistem imun bawaan yang bertanggung jawab untuk aktivasi respon inflamasi. Protein ini dapat mengenali infeksi baik bakteri dan virus. Ada empat jenis utama inflammasom, yang meliputi NLRP1, NLRP3, NLRC4, dan AIM2. Di antaranya, NLRP3 dikaitkan dengan infeksi virus.

Penulis ini optimis bahwa penghambatan inflammasome NLRP3 dapat secara efektif mengurangi potensi terjadinya IPF dan menurunkan risiko eksaserbasi serta progresifitas IPF yang disebabkan oleh infeksi virus. Dengan kata lain, mereka menyarankan bahwa inflammasome NLRP3 dapat menjadi target alternatif untuk terapi IPF.

Penulis: Wiwin Is Effendi

Link jurnal: https://www.mdpi.com/1422-0067/22/19/10447 The Crucial Role of NLRP3 Inflammasome in Viral Infection-Associated Fibrosing Interstitial Lung Diseases