Universitas Airlangga Official Website

Jadi Wakil II Duta Pariwisata Surabaya, Sasa Ingin Perluas Promosi Kota Pahlawan

Sabrina Christellia, Mahasiswa FISIP UNAIR yang raih posisi Wakil II Cak Ning Surabaya pada malam puncak Pemilihan Cak dan Ning Surabaya (Foto: Dok Pribadi)
Sabrina Christellia, Mahasiswa FISIP UNAIR yang raih posisi Wakil II Cak Ning Surabaya pada malam puncak Pemilihan Cak dan Ning Surabaya (Foto: Dok Pribadi)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) tak henti membuat bangga almamater dalam berbagai kompetisi akademik dan non-akademik. Kabar membanggakan kali ini datang dari Sabrina Christellia, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR. Sasa, sapaan akrabnya, berhasil menempati posisi sebagai Wakil II Ning Surabaya, pada ajang Duta Pariwisata Kota Surabaya. 

Surabaya terkenal sebagai Kota Pahlawan yang memiliki banyak jejak bersejarah di berbagai sudut kotanya. Tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan dan pariwisata kota saja. Pemilihan Cak dan Ning atau Duta Pariwisata Kota Surabaya pun menjadi salah satu upaya untuk merangkul pemuda-pemudi. Khususnya untuk melanjutkan semangat perjuangan pahlawan terdahulu untuk perkembangan masyarakat. 

Sejalan dengan hal tersebut, Sasa terdorong untuk mencoba berpartisipasi melalui ajang Cak dan Ning Surabaya. Sasa sapaannya, mengaku memiliki ketertarikan terhadap sejarah, kebudayaan, hingga filsafat barat yang berjejak di salah satu sudut Kota Surabaya. 

Sabrina Christellia bersama pasangan Wakil II Cak Ning Surabaya berfoto setelah penganugerahan (Foto: Dok Pribadi)
Sabrina Christellia bersama pasangan Wakil II Cak Ning Surabaya berfoto setelah penganugerahan (Foto: Dok Pribadi)

“Sebagai Ning Surabaya yang menyukai sejarah, budaya, dan filsafat barat, saya ingin bisa menyebarluaskan pengetahuan tersembunyi yang menarik tentang Kota Surabaya kepada masyarakat. Khususnya mengenai pengaruh Eropa di Surabaya,” terang Sasa kepada UNAIR NEWS, “hal ini untuk memajukan pariwisata dan pendidikan di Surabaya juga,” lanjutnya. 

Mungkin kini, nilai-nilai kebudayaan dan kesenian daerah dianggap tidak menarik bagi sebagian generasi muda. Padahal, generasi muda merupakan harapan bangsa untuk dapat mengenalkan dan melestarikan kebudayaan. Sebagai generasi muda, Sasa menyadari hal tersebut.

“Sebagai salah satu warga Surabaya dan generasi muda, saya merasa terbebani untuk memberikan pengaruh dan dampak bagi masyarakat sekitar. Sudah selayaknya energi muda disalurkan untuk hal yang baik dan memajukan kesejahteraan umum,” tutur Sasa.

Terpilihnya Sasa sebagai bagian dari keluarga Cak dan Ning Surabaya, ia ingin menerapkan pengetahuan dan keilmuannya. Ada banyak sejarah, budaya, ataupun hal-hal lainnya tentang Surabaya yang ingin ia gali dan ia kenalkan ke masyarakat luas. “Surabaya merupakan kota yang memiliki banyak peninggalan Eropa. Maka hal tersebut yang ingin saya gali dan bagikan kepada masyarakat sebagai salah satu ilmu yang menarik,” tutur Sasa. 

Sasa bersama paguyuban Cak dan Ning Surabaya berencana turut berperan dalam berbagai program. Ada banyak program-program yang dipersiapkan untuk mengembangkan masyarakat Surabaya, khususnya anak-anak muda. “Dengan mengadakan program kerja yang diselenggarakan oleh Cak dan Ning seperti salah satunya yaitu balapan sangar. Maka tema yang akan saya ulik adalah peninggalan eropa di Surabaya,” jelasnya.

Kemudian, Sasa mengajak para generasi muda untuk mulai ambil sikap dan berperan. Terutama dalam pengenalan dan pelestarian kebudayaan, salah satunya melalui pariwisata. Ada banyak hal di Surabaya yang bisa dieksplor, untuk itu, generasi muda harus memiliki keinginan untuk keluar dari zona nyamannya. 

“Harapan saya untuk pemuda kedepannya adalah untuk berani keluar dari zona nyaman. Berani untuk melangkah membawa perubahan dan dampak yang positif. Memang tidak mudah, tetapi sekali berani melangkah, pasti tidak akan menyesal,” pesan Sasa. 

Penulis: Syifa Rahmadina

Editor: Yulia Rohmawati