n

Universitas Airlangga Official Website

Jadi Wisudawan Berprestasi Berkat Hobi

Desain: Feri Fenoria Rifai

UNAIR NEWS – Berkat hobi bela diri di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) PSHT, Alfiansyah Noval Siswanto mampu menorehkan prestasi sebagai wisudawan berprestasi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga periode wisuda September 2018.

Di samping kuliah, laki-laki kelahiran Banyuwangi, 16 November 1996 itu tak pernah patah semangat dalam mengembangkan potensi yang ia miliki. Sebab itu, selain ber-IPK cumlaude dengan nilai 3,5, Noval memiliki deretan prestasi yang mengantarkannya menjadi wisudawan berprestasi.

Alumni SMA Negeri 1 Genteng ini salah satu mahasiswa yang aktif dalam organisasi saat di bangku kuliah. Seperti menjadi bagian dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKH UNAIR.

Dalam hal akademik, Noval sapaan karibnya, dipercaya menjadi asisten dosen patologi veteriner sebagai sie tutor. Selain itu, dalam hal kegiatan non-akademik, ia diamanahi menjadi Ketua UKM PSHT tahun 2017/2018.

Beberapa prestasi yang pernah diraih Noval saat kuliah antara lain juara I kejuaraan pencak silat Pakubumi Cup V Internasional, dan 3rd Singapore Open Pencak Silat Championship. Noval mengaku, berbagai capaian itu tak akan terwujud tanpa dukungan orang tua, sahabat, saudara, dan juga pelatih di UKM PSHT. “Tanpa mereka mungkin saya tidak bisa seperti sekarang,” terang Noval.

Kesibukan kuliah, organisasi, dan latihan pencak silat, tak jarang membuat Noval merasa berat untuk membagi waktu. Meski begitu, ia harus pandai mengatur waktu sebaik mungkin agar tidak mempengaruhi antara kegiatan satu dengan yang lain. Berprestasi di UKM dan masih bisa me-review materi kuliah agar tidak tertinggal.

Insya Allah semangat saya terus berkobar demi masa depan. Saya akan menyelesaikan profesi dokter hewan, lalu melanjutkan S2 prodi ilmu forensik,” tegas Noval.

Kunci Noval meraih impian yaitu harus bisa memanajemen waktu dan diri sendiri dengan baik. “Kita boleh super di organisasi, tapi tidak dengan melupakan tujuan utama yaitu kuliah. Dan pastinya, harapan besar orang tua yang melekat di tubuh,” terangnya.

Dengan pegangan kata orang tua, menang atau kalah saat kompetisi bukanlah hal yang penting. Perjalanan dan pengalaman-lah yang diambil saat mengikuti kejuaraan. Apapun hasilnya, lanjut Noval, orang tua selalu bangga asalkan tahu arah dan tidak melupakam kewajiban sebagai seorang muslim. (*)

Penulis: Rolista Dwi Oktavia

Editor: Binti Q. Masruroh