UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) menjadi perguruan tinggi pengirim delegasi terbanyak pada Temu Ilmiah Regional (TEMILREG) Forum Silaturahmi Ekonomi Islam (FoSSEI) Jatim 2022. Sebanyak 42 mahasiswa UNAIR ikut berjuang pada lomba ilmiah ekonomi Islam tingkat Jawa Timur itu.
Ketua Association Of Sharia Economics Studies (AcSES) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR, Dzikri Nurrohman, mengaku gembira dengan banyaknya kader Ekonomi Islam UNAIR yang bersedia mengikuti acara itu. Hal tersebut membuktikan bahwa minat belajar melalui ajang kompetisi masih terjaga.
“Sangat senang dengan banyaknya kader ekonomi islam UNAIR yang mendapatkan kesempatan mengikuti acara ini, sehingga para para kader dapat merasakan iklim berlomba dan dapat meningkatkan keilmuannya,” jelasnya.
Acara tersebut diselenggarakan pada 11 hingga 13 Juni 2022 di Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung Banyuwangi. Dengan mengusung tema Penguatan Ekosistem Lembaga Keuangan Syariah Dalam Mendorong Implementasi Keuangan Berkelanjutan Sebagai Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional, Terdapat tiga kategori perlombaan. Yakni, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Business Plan, dan Olimpiade.
Perlombaan diikuti sebanyak 225 mahasiswa dari berbagai Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Perguruan Tinggi yang ada di Jawa timur. Diantaranya, UNAIR, Universitas Brawijaya (UB), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Universitas KH. Abdul Wahab Hasbullah, Jombang, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura dan lain sebagainya.
Aliful Mukhlis, selaku koordinator Regional FoSSEI Jatim mengatakan bahwa acara ini bukan hanya ajang perlombaan, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi untuk berdiskusi antar KSEI. Menurutnya, dengan adanya forum diskusi ekonomi dan keuangan syariah antar KSEI menjadi salah satu bentuk dukungan untuk kemajuan perekonomian syariah di Indonesia.
“FOSSEI jatim memiliki jumlah KSEI terbanyak di Indonesia, sehingga sangat memungkinkan untuk berkontribusi dalam kemajuan perekonomian syariah di Indonesia,” ujar Mukhlis.
Lanjut Mukhlis, Siapapun nanti yang menjadi juara ada baiknya tidak perlu menyombongkan diri. Para juara sebaiknya berusaha mengimplementasikan dan membuktikan gagasan yang dimilikinya berguna dalam kemajuan Ekonomi Islam.
“Gelar juara bukan hanya sekedar gelar, tetapi itu amanah yang harus di buktikan kebenarannya,” pungkas Mukhlis.
Penulis: Haryansyah Setiawan
Editor: Nuri Hermawan