Universitas Airlangga Official Website

Jalani Peran sebagai Akademisi, Klinisi, hingga Peneliti

Sanggap Indra Sitompul Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Kedokteran (dok pribadi)

“Berdoa dan jangan putus asa. Selalu ada jalan atau solusi bila menghadapi masalah,” 

UNAIR NEWS – Sanggap Indra Sitompul telah meraih prestasi yang mebanggakan. Ia terpilih menjadi wisudawan terbaik Program S3 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) pada Wisuda Periode 242.  

Sanggap bercerita bahwa ia sempat mendapat banyak tantangan selama menjalani studi di jenjang S3. Salah satunya adalah merebaknya kasus Covid-19 saat masa awal kuliahnya. 

“Perkuliahan dilakukan menggunakan zoom, terkadang kesulitan untuk mendapatkan jaringan internet yang baik,” katanya.  

Selama masa kuliah S3, Sanggap juga bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Selain itu, ia juga berprofesi sebagai dosen pendidik klinis di Fakultas Kedokteran universitas di Palangka Raya.  

“Kesehariannya melayani pasien, mengajar, dan membimbing penelitian mahasiswa, dan melakukan penelitian juga yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah,” terangnya.  

Menjalani Tiga Peran Sekaligus

Meski menghadapi jadwal yang padat, Sanggap tetap mampu menjalankan perannya dengan baik. Terbukti ia lulus dengan IPK 3,95. Sanggap bercerita bahwa kesuksesan tersebut ia raih karena mampu membagi waktu dengan baik serta pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan.  

“Sebagai mahasiswa, klinisi, dan dosen harus mampu membagi waktu belajar dengan kegiatan yang lain. Selain itu harus selalu semangat dan tidak mudah menyerah meskipun gagal,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sanggap mengungkapkan bahwa penelitian disertasi yang ia susun berkolaborasi dengan rekan sejawatnya di dokter gigi. Dalam disertasinya Sanggap membahas mengenai fenomena kelainan di rongga mulut pada pasien penyakit jantung koroner.  

“Di masyarakat terjadi fenomena kelainan di rongga mulut khususnya periodontitis pada pasien penyakit jantung koroner yang saya rawat dan mempengaruhi keberhasilan terapi,” ungkapnya. 

Sanggap bercerita bahwa meneliti Periodontitis merupakan hal baru untuknya. Periodontitis sendiri merupakan infeksi yang terjadi pada gusi. Kelainan ini bisa merusak gigi, jaringan lunak, hingga tulang penyangga gigi. Sementara topik yang ia angkat berfokus pada peranan genetik polimorfisme.  

“Polimorfisme merupakan hal baru bagi saya, sehingga saya belajar dari awal dan banyak berkonsultasi dengan teman kuliah, dosen, dan pembimbing. Pada akhirnya ternyata saya mampu melewati ujian kelayakan sampai ujian terbuka,” pungkasnya.

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Edwin Fatahuddin Ariyadi Putra

Baca juga: Perdalam Ilmu Veteriner melalui Beasiswa