UNAIR NEWS–Universitas Airlangga kedatangan tamu dari Lembaga Karya Pokphand (LKP), Kamis (17/11). Pertemuan antara keduanya dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman (MoU) berkaitan dengan beberapa kerjasama. Pertemuan berlangsung di Ruang Sidang Pleno, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR.
Kerjasama yang akan dijalin keduanya berkaitan dengan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan juga pemberian beasiswa melalui Program Beasiswa Universitas Lembaga Karya Phokpand.
MoU tersebut dihadiri oleh Ketua Umum LKP (Lembaga Karya Phokpand) dan Presiden Direktur PT Chaeron Phokpand Indonesia Thomas Effendy,jajaran petinggi LKP,Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA, beserta pimpinan UNAIR.
Prof. Nasih mengatakan, UNAIR dan Pokphand memiliki misi yang sama yaitu untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Kita sama-sama punya misi. Misi kita kerja sama dengan Pokphand ini adalah bisa menambah kekuatan kami untuk terus mencerdaskan anak bangsa,” kata Prof. Nasih saat memberikan sambutan.
Dalam kesempatan tersebut Prof. Nasih mengungkapkan, kerja sama tersebut tidak hanya sebatas program beasiswa. “Sebagaimana yang sudah disepakati, kita juga akan memberangkatkan mahasiswa kita untuk PKL atau bahkan KKN di Pokphand. Jadi mahasiswa UNAIR boleh menimba ilmu secara praktisnya di Pokphand,” jelas Guru Besar FEB UNAIR tersebut.
Sependapat dengan Prof. Nasih, Thomas Effendy menambahkan, jika program beasiswa ini berjalan lancar dan memiliki manfaat yang besar, bukan tidak mungkin pihaknya akan menambah kuota beasiswa.
Rencananya, LKP akan bekerja sama dengan 10 Perguruan Tinggi Indonesia, termasuk UNAIR. Sementara hingga saat ini, LKP sudah bekerja sama dengan 5 Perguruan Tinggi. Dari 10 Perguruan Tinggi, akan dijaring sebanyak 220 mahasiswa yang menerima beasiswa Pokphand.
“Kita akan fokus kepada anak-anak kita yang memang secara kemampuan keuangan itu kurang mampu. Jadi fokusnya ke masalah finansial. Kita akan biayai mereka sampai lulus,” terang Thomas. “Kita ingin mereka memang punya tekad untuk sekolah untuk belajar. Jadi semata-mata tujuan kita ingin membantu mereka, tapi mereka juga benar-benar sekolah,” imbuhnya.
Setelah lulus dari perguruan, tidak ada ikatan dinas dari Pokphand. Hanya saja, bagi penerima beasiswa Pokphand yang ingin bekerja di Pokphand akan mendapatkan prioritas. “Setelah lulus tidak ada janjian ikatan dinas, silahkan cari dimanapun yang disukai. Tapi kalau misalnya mau di Pokphand, akan kita prioritaskan,” ujar Thomas.
Terkait ketentuan mahasiswa penerima beasiswa Pokphand ini, Prof. Nasih menjelaskan, beasiswa Pokphand dapat diberikan kepada mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Terutama penelitian yang berpotensi untuk memecahkan masalah masyarakat, bahkan menghasilkan hilirisasi.
“Kedepan, kita dorong beasiswa ini membantu untuk melakukan riset dan penelitian. Sehingga mereka bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik. Karena banyak mahasiswa yang nyantol di skripsi,” jelas Prof. Nasih.
“Sebelumnya memang sudah ada, tapi belum masif. Tentu syaratnya penelitian yang dilakukan hasilnya memiliki nilai yang memecahkan masalah masyarakat, atau kegiatan hilirisasi,” imbuhnya mengakhiri. (*)
Penulis : Dilan Salsabila
Editor : Binti Q. Masruroh