UNAIR NEWS – Sambut penghujung Ramadan, Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar acara itikaf bersama. Acara ini merupakan kegiatan rutin yang terselenggara setiap bulan suci Ramadan. Kali ini, acara itikaf bersama terlaksana Jumat-Sabtu (5-6/4/2024), di Masjid Ulul Azmi, Kampus MERR-C UNAIR.
Rektor UNAIR, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak dalam sambutannya mengatakan bahwa itikaf bersama ini bertujuan untuk mengajak para civitas academica UNAIR untuk bersama-sama menjemput Lailatul Qadar.
“Kami ingin mencoba untuk bagaimana caranya supaya para civitas academica ini bisa itikaf dan menjemput Lailatul Qadar. Mengikuti kajian-kajian kajian dengan harapan mengurangi keresahan,” ujarnya.
Inovasi Keagamaan
Menurut Prof Nasih, acara itikaf bersama yang UNAIR gagas sejak belasan tahun lalu ini menjadi salah satu inovasi baru di bidang keagamaan. Pasalnya, masih belum banyak kegiatan itikaf terlaksana di lingkungan akademis.
“Kepeloporan kita diikuti banyak orang. Ini adalah bagian dari proses yang harus kita dorong bersama. Bahwa dalam proses beragama pun harus ada inovasi seperti itikaf ini,” tutur Guru Besar FEB UNAIR ini.
Lebih lanjut, Prof Nasih menyebut itikaf ini menjadi salah satu wujud ibadah dan kebaikan di bulan Ramadan. Oleh karena itu, ia berharap, itikaf bersama ini akan terus berlanjut hingga Ramadan berikutnya. “Sekali lagi tentu hal yang baik ini perlu dilanjutkan terus karena manfaatnya juga pasti banyak. Seperti halnya itikaf ini,” ucapnya.
Ajang Berzikir
Pada acara itikaf bersama kali ini, UNAIR mengundang salah satu mubalig terkemuka, Ustaz Muhammad Taufiq AB. Dalam ceramahnya, Ustaz Taufiq mengajak jamaah untuk mengingat kekuatan zikir dalam kehidupan. “Perlu kita ingat bersama bahwa manfaat zikir itu sangat powerful,” ungkapnya.
Berzikir di kala Ramadan tentu memiliki manfaat yang luar biasa. Terlebih, bulan ini juga merupakan bulan pembersihan atau syahrul mutahar. Artinya, umat muslim menjalankan ibadah pada bulan ini dengan porsi yang meningkat daripada umumnya.
“Tidak ada bulan di mana orang solat lebih banyak daripada bulan Ramadan. Orang sedekah, membaca Al-Qur’an, menolong sesama, rata-rata lebih banyak dilakukan ketika Ramadan,” terangnya.
Ibadah, Ilmu, dan Adab
Untuk itu, Ustaz Taufiq mengajak para jamaah untuk menghabiskan sisa waktu Ramadan ini dengan beribadah. Akan tetapi, kata dia, beribadah dalam hal ini juga harus menerapkan ilmu dan adab. “Sebab ibadahnya orang berilmu dan tidak berilmu itu beda. Kita membutuhkan ilmu untuk mempelajari Al-Qur’an, untuk berzikir,” ujarnya.
Pada akhir, Ustaz Taufiq juga mengajak para jamaah untuk senantiasa menyegerakan bertaubat. Secara rutin, taubat bisa dimulai dengan berzikir dan memperbaiki ibadah wajib. “Mari kita semua bertaubat, bertaubat yang rutin. Hati yang tersesat harus berzikir. Berzikir yang banyak itu penting, tetapi berzikir berkualitas juga akan lebih baik,” sambungnya.
Selain Ustaz Muhammad Taufiq, hadir pula dua mubalig lainnya. Mereka adalah Prof Dr Muhammad Ali Aziz dan KH Imam Hambali. Tidak hanya itu, dalam acara itikaf bersama ini, UNAIR juga memberikan penghargaan bagi peserta terbaik kegiatan Daurah Ramadan 1445 H. Itikaf bersama ditutup dengan solat malam dan sahur bersama.
Penulis: Yulia Rohmawati