UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengukir prestasi. Peraih prestasi kali ini adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan yang berhasil menyabet Juara III pada Smart Nursing Competition (SNC) pada Minggu (2/4/2023). Mahasiswa itu adalah Rafaleony Berlian Putri Widodo yang menggagaskan aplikasi peningkatan kesehatan motorik anak down syndrome.
Ikatan Lembaga Mahasiswa Keperawatan Indonesia (ILMIKI) Wilayah V (Jawa, Bali, NTT, NTB) menjadi tuan rumah kompetisi. Bertajuk Let’s Raise Up Down syndrome Awareness, kompetisiterbagi menjadi tiga kategori meliputi video edukasi, poster, dan esai.
Mahasiswa yang akrab disapa Rafa tersebut mengungkapkan bahwa ia menggagaskan inovasi berjudul Dymare (Down syndrome Care): Aplikasi Peningkatan Kesehatan Motorik Pada Anak Down syndrome Berbasis Iot Sebagai Bentuk Pengoptimalisasian Asuhan Keperawatan Melalui Teknologi Digital.
Aplikasi untuk Orang Tua dan Tenaga Medis
Topik itu bermula dari keprihatinan Rafa terhadap anak down syndrome yang kerap mendapatkan stigma buruk dari masyarakat. Ia lantas menggagas aplikasi peningkatan kesehatan motorik anak yang bisa dimanfaatkan oleh orang tua.
“Sebenarnya alasan mutlak saya menggagaskan aplikasi ini karena banyak anak yang sering mendapatkan stigma buruk dari masyarakat karena pengendalian emosi yang masih buruk,” ujarnya.

Melalui aplikasi ini, orang tua dapat mengajarkan manajemen emosional dan peningkatan terapi bermain untuk meningkatkan kesehatan motorik anak dengan menggunakan teknologi digital.
Tidak hanya itu, dalam aplikasi tersebut juga terdapat fitur layanan untuk para tenaga medis. Fungsinya untuk meningkatkan upaya preventif dan promotif dalam melakukan pemantauan pada anak down syndrome.
Awalnya Rafaleony sempat kesulitan dalam menentukan ide karena sudah banyak pembuatan aplikasi sejenis. Namun ia berinovasi untuk mengembangkan aplikasi berbasis internet of things sehingga menambahkan fitur yang belum ada di aplikasi lain.
Berkat upayanya, ia berhasil mengharumkan nama UNAIR atas prestasi tersebut. Ia juga berharap melalui penghargaan itu gagasannya dapat terealisasi dan didistribusikan kepada masyarakat melalui program pengabdian masyarakat.
“Saya berharap dari pencapaian ini mampu meningkatkan antusias mahasiswa keperawatan lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional dan mampu menjadi edukator dalam mengubah stigma buruk masyarakat pada anak dengan gangguan down syndrome,” tutupnya. (*)
Penulis: Aidatul Fitriyah
Editor: Binti Q Masruroh