UNAIR NEWS – Kemuslimahan SKI Fakultas Kedokteran UNAIR menggelar kajian bertajuk KAFENISA: Jodoh Adalah Cerminan Diri, Benarkah? pada Jumat (26/5/2023). Gelaran itu mengundang dr Syayma Karimah, seorang dokter yang juga penulis buku, sebagai pembicara. Ia membahas pentingnya persiapan prapernikahan sebelum seseorang memutuskan menikah.
Dalam acara yang berlangsung secara daring tersebut, dr Syayma banyak memaparkan mengenai pentingnya persiapan pranikah utamanya bagi perempuan. Ia menekankan bahwa banyak sekali aspek yang harus diperhatikan sebelum membina rumah tangga dalam perspektif Islam.
“Menikah itu bukan hanya antara orang baik dengan orang baik saja, tetapi perlu ada yang namanya klik atau nyambung. Nah, klik ini yang kita namakan sekufu, ya,” terangnya di awal sesi webinar.
Kufu inilah yang dr Syayma nilai sebagai panduan dalam menjalani rumah tangga. Pasalnya, secara umum, kondisi seseorang yang telah menikah tidak akan jauh berbeda dengan kondisinya sebelum membina rumah tangga.
“Pada kondisi-kondisi tertentu, ada mungkin beberapa orang ada yang berhijrah luar biasa, bisa berubah drastis. Tapi, pada umumnya tidak akan berbeda jauh karena dia sudah memupuk sekian puluh tahun pribadi yang seperti itu. Jadi, jangan membawa PR terlalu banyak sebelum berkeluarga,” tegas dr Syayma.
Pertimbangan Calon
Latar belakang keluarga, pendidikan, dan personality ia ianggap penting dalam mempertimbangkan calon pasangan hidup. Tak hanya itu, dr Syayma juga menekankanpentingnya hubungan baik kita dengan anggota keluarga.
“Sebelum panjenengan semua lanjut ke fase pernikahan, pastikan hubungan dengan orang tua baik atau calon suami dengan orang tuanya juga baik,” nasihat dr Syayma.
Hubungan dengan anggota keluarga juga menjadi hal yang patut diperhatikan. Ia menjelaskan bahwa dalam Islam, seorang anak laki-laki wajib berbakti kepada ibunya. Sedangkan perempuan yang sudah menikah diwajibkan untuk berbakti kepada suaminya.
“Ini bukan berarti patriarki. Ketika kita menjadi ibu, bakti kita itu ke suami serta anak-anak akan bakti ke kita dan suami. Ini (bakti suami kepada ibunya, Red) adalah timbal baliknya,” terang dr Syayma.
Aspek lain yang harus dipertimbangkan saat akan menikah adalah kemampuan dalam mengelola keuangan. dr Syayma menjelaskan bahwa meskipun Allah SWT telah menjanjikan rezeki bagi mereka yang telah menikah, pengelolaan keuangan tetap menjadi hal yang wajib dipelajari.
“Kita juga perlu belajar, perlu ilmu. Jangan sampai Allah sudah kasih rezeki tapi kita tidak tahu manajemennya,” nasihat dr Syayma. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh