UNAIR NEWS – Pusat Pengelolaan Dana Sosial (Puspas) dan Griya Khadijah Universitas Airlangga menggelar kajian Ramadan bertajuk Muslimah Berilmu di Bulan Ramadan pada Sabtu (1/4/2023). Itta Raisah Fitriyani Lc Dipl, mahasiswa pascasarjana Universitas Al-Azhar Mesir, menjadi pemateri dalam kajian itu. Ia membahas tentang kedudukan ilmu dalam Islam.
Itta banyak memaparkan mengenai pentingnya ilmu dalam pandangan Islam. Ia menjelaskan bahwa agama Islam sangat memandang penting ilmu. Buktinya, banyaknya penyebutan kata ‘ilmu’ dalam Al-Qur’an.
“Kalau dalam kitab Ruqyatul Alam, dikatakan bahwa kata ilmu dengan segala variasinya ada sekitar 854 lebih saking banyaknya. Ketika sesuatu disebut saking banyaknya, maka itu untuk penegasan dan untuk penguatan,” tutur Itta.
Ia juga menjelaskan bahwa ilmu merupakan sesuatu yang tidak akan lepas dari agama Islam. Pasalnya, Allah SWT menurunkan ayat pertama kepada Nabi Muhammad SAW berupa perintah untuk membaca (iqra).
“Ayat yang pertama turun kepada Rasulullah adalah iqra (bacalah). Sebelum ayat-ayat tentang tauhid, ayat yang turun pertama tentang membaca,” tegas Itta.
Itta menyebutkan bahwa dengan adanya ilmu, seorang muslim dapat mengetahui tentang iman, amal, bahkan cara menuju Allah SWT.
Iman dan Ilmu
“Tidak ada iman tanpa ilmu, tidak ada amal tanpa ilmu. Kita nggak bisa salat tanpa ilmu. Bahkan, satu salatnya orang dengan ilmu lebih baik daripada 1.000 salatnya ahli ibadah yang tanpa ilmu,” jelas Itta.
Begitu pentingnya ilmu dalam Islam, bahkan orang yang berilmu mendapat posisi yang istimewa di hadapan Allah SWT. Dalam salah satu ayat di Surat Ali Imran, Itta menjelaskan bahwa ahli ilmu sejajar dengan Allah SWT dan malaikat.
“Disejajarkan dalam satu ayat Allah, malaikat dan ahli ilmu tanpa menyebutkan makhluk Allah yang lain. Sedangkan, para malaikat itu biasanya disejajarkan dengan sesuatu yang mulia karena malaikat adalah makhluk Allah yang taat,” tutur Itta.
Tidak hanya itu, dalam Surat Al-Mujadalah, Allah SWT akan mengangkat derajat orang berilmu di samping orang beriman.
“Ibnu Abbas menjelaskan maksud ayat ini yaitu kelak di hari kiamat Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu sebanyak 700 derajat di atas hamba-hamba Allah yang lain. Ibnu Abbas mengatakan, jarak derajat satu dengan derajat lainnya yaitu 500 tahun,” jelas Itta. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh