Universitas Airlangga Official Website

Kajian UNAIR: Apakah Bertaubat Lebih Penting Daripada Banyak Sholat?

Habib Almiahi Ali Al Muhdhor, pembicara kajian. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Tiang agama adalah sholat, namun induk dari ibadah adalah bertaubat. Hal itu dijelaskan dalam kajian sore Masjid Ulul Azmi UNAIR yang diselenggarakan online via zoom meeting, Senin (16/01/2023). Agama Islam sendiri terbagi menjadi 2 yaitu meninggalkan kemaksiatan dan menjalankan ketaatan. Setiap orang Islam mampu menjalankan ketaatan tetapi sedikit yang mampu meninggalkan kemaksiatan. Oleh karena itu, bertaubat jauh lebih penting daripada memperbanyak amalan sholat di luar 5 waktu (Isya’, Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, red) namun tidak berusaha meninggalkan kemaksiatan.

“Hanya orang yang jujur akan imannya pada Allah yang mampu meninggalkan kemaksiatan,” ujar Habib Almiahi Ali Al Muhdhor, pembicara kajian.

Habib Almiahi menuturkan bahwa menjadi ahli ibadah bukan berarti menyibukkan diri dengan hal yang wajib dan sunnah melainkan menghindari lingkungan yang berdosa juga termasuk beribadah. Selain itu, lanjutnya, penting untuk tidak meremehkan dosa kecil karena dapat membuka dosa yang besar. Satu kemaksiatan akan membuka pintu kemaksiatan yang lain. Begitupun sebaliknya, satu ketaatan akan membuka ketaatan yang lain.

“Jadi daripada menyibukkan diri dengan sunnah lebih baik fokus dengan yang wajib tapi tegas dengan nafsu maksiat,” tegasnya.

Menguatkan Keimanan

Menguatkan iman memerlukan prinsip. Prinsip itu dimulai dari lingkungan kecil seseorang yaitu pertemanan. Mencari teman itu harus bermanfaat dan memenuhi tiga hal diantaranya mendukung dari kebaikan serta memberikan ilmu dan petunjuk.

“Kalau berteman di media sosial ya jangan berteman dengan yang tidak memberikan kebaikan,” tuturnya.

Selain menambah lingkungan pertemanan yang baik menekan nafsu juga menjadi kunci dari kuatnya iman. Menurut Habib, sesuatu yang dinilai halal pun tidak boleh berlebihan. Ia juga menekankan Islam yang baik adalah yang bermanfaat bagi pribadi orang itu sendiri.

“Orang-orang yang bertaubat itu kekasihnya Allah. Kalau taubatnya orang kafir Allah ampuni, maka orang muslim akan ganti dosanya dengan pahala. Asal nyawa belum di kerongkongan dan matahari belum terbit dari barat,” pungkasnya.

Penulis: Rosita

Editor: Nuri Hermawan