UNAIR NEWS – Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH UNAIR) kembali menorehkan prestasi dalam ajang kompetisi debat hukum nasional. Kali ini, delegasi FH UNAIR berhasil meraih Juara III Brawijaya Law Fair (BLF) 2022.
Delegasi FH UNAIR tersebut beranggotakan Kevin Hartono (2020), Syarifah Fatimahtazzuhrah Rukhsal Assegaf (2020), dan Aditya Nur Rizki Putra (2020). Ketiga delegasi juga didampingi oleh seorang official, Tazkia Sahria Aulia Mahmud (2020) serta dua orang researchers, Septi Tri Cahyanti (2021) dan Citra Agustin Pratiwi (2021).
Melalui wawancara dengan UNAIR NEWS pada Senin (14/11/2022), perwakilan delegasi yang terdiri dari Syarifah, Aditya, dan Septi menceritakan pengalaman mereka selama mengikuti kompetisi BLF 2022.
“BLF itu lombanya dari bulan Oktober sampai bulan November. Pada BLF 2022 ini pesertanya terdiri dari 14 – 16 universitas. Dan lomba ini tentu saja diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya,” tutur Syarifah.
Syarifah juga menceritakan kesulitan mereka selama melakukan persiapan mengikuti BLF 2022. Menurutnya, kompetisi debat hukum yang diselenggarakan secara offline lebih sulit daripada yang diselenggarakan secara online.
“Jadi waktu babak penyisihan dan semifinal itu masih online. Waktu babak final baru offline, makanya kita agak struggle waktu peralihan dari online ke offline itu,” jelasnya.
Septi menambahkan mereka juga sempat kesulitan untuk manajemen waktu latihan dan riset dengan perkuliahan yang sudah mulai offline. Aditya menyambung dengan mengatakan tahun ini bukan pertama kalinya FH UNAIR mengirimkan delegasi untuk mengikuti BLF.
“Tahun 2019 kita juga sempat ikut BLF dan alhamdulillah jadi juara debat nasional juga,” ucap Aditya.
Aditya memaparkan mosi apa saja yang mereka dapatkan selama kompetisi. Pada babak penyisihan, ujar Aditya, tim mereka pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) sebagai jawaban krisis perubahan iklim. Untuk babak delapan besar, lanjutnya, tim mereka mendapatkan mosi tentang penerapan industri kimia sebagai modal pembangunan di IKN.
“Salah satu mosi tersulit menurut kami yaitu tentang pembentukan badan khusus penyelesaian sengketa di wilayah IKN,” tambahnya.
Septi mengatakan kesan awal saat ia terpilih menjadi delegasi BLF 2022, ia merasa tertantang dengan mosi-mosi yang diberikan karena mosi-mosi tersebut perlu riset yang mendalam untuk memahaminya. Ia merasa mendapat banyak pelajaran dan pengalaman berharga selama menjadi delegasi BLF 2022.
Sebagai penutup, mereka menyampaikan tips dan trik untuk mengikuti kompetisi debat hukum. Syarifah menegaskan untuk selalu rajin berlatih dan melakukan riset. Selain itu, tambahnya, menumbuhkan kepercayaan antaranggota tim juga penting agar tidak timbul keraguan ketika kompetisi.
“Di sini kita membawa nama baik almamater FH UNAIR, sehingga kekompakkan tim juga penting untuk dijaga,” pungkasnya. (*)
Penulis: Dewi Yugi Arti
Editor: Feri Fenoria