Universitas Airlangga Official Website

Kampanye Politik di Lembaga Pendidikan, BEM UNAIR Gelar Diskusi

Sandhy Triatmaja, Menteri Koordinator Pergerakan BEM UNAIR saat siaran langsung di RRI Surabaya. (Foto: SS YouTube)

UNAIR NEWS – Putusan MK Nomor 65/PUU-XXI/2023 yang membolehkan lembaga pendidikan sebagai ruang kampanye politik menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Hal tersebut secara langsung terulas dalam Dialog Interaktif dengan tajuk “Kampanye di Lembaga Pendidikan” RRI Surabaya pada Selasa (29/8/2023). 

Sandhy Triatmaja, Menteri Koordinator Pergerakan BEM UNAIR yang menjadi salah satu narasumber dalam dialog tersebut menuturkan bahwa ia pro terhadap keputusan MK pada (15/08/2023) lalu. “Kalau kita melihat perpolitikan Indonesia, saya pribadi mendukung hal tersebut. Karena dapat menjadi salah satu tolak ukur dan adu gagasan yang nantinya bisa tersampaikan para calon maupun para kontestasi di dunia politik untuk mengadu visi misi arah bangsa Indonesia ke depannya,” jelasnya. 

Menurutnya, melihat di lingkup kampus beberapa kontestan politik sengaja berdatangan sebelum adanya putusan MK. Baik itu dalam mengisi kuliah tamu maupun dalam hal berdiskusi. “Putusan ini akan melegalkan kegiatan tersebut jadi akan lebih jelas kampanye bukan tersembunyi dalam cover kegiatan lain,” tuturnya. 

Tuntutan Mahasiswa

Lebih lanjut, Sandhy menyampaikan perlu adanya tuntutan dari mahasiswa ketika adu gagasan kampanye di lingkungan kampus. Sebagai mahasiswa kita harus siap secara mental dan nalar untuk mengomentari dan mengkritik calon politisi.

“Di sana kesempatan emas bagi mahasiswa untuk bisa menilai bagaimana calon ini nantinya akan memimpin Indonesia. Salah satunya melalui konsolidasi antar mahasiswa dengan pernyataan sikap atau tuntutan yang nantinya bisa menjadi komitmen kepada calon kandidat apabila mereka terpilih” tegas Mahasiswa Ilmu Politik UNAIR tersebut. 

Pada akhir ia menyampaikan kampanye politik memang sesuatu yang perlu dalam lingkungan kampus yang mana mahasiswa harus berperan lebih besar. “Jadi ketika ada komunikasi langsung dengan para calon, bisa mendorong kalangan apatis untuk lebih berpartisipasi. Komitmen dari mahasiswa dan saya yaitu kita harus tetap kritis dan mengawal isu-isu di lingkungan kampus,” tutupnya.

Penulis: Mentari

Editor: Nuri Hermawan