UNAIR NEWS – Peran lembaga kehumasan dalam setiap kampus tergolong strategis. Unit ini merupakan jembatan antara kampus dan masyarakat. Tidak hanya masyarakat luar kampus. Bahkan sejatinya, masyarakat internal kampus sendiri memerlukan Humas untuk berkomunikasi aktif dengan pihak manajemen.
Maka itu, tiap kampus perlu memiliki Humas yang kuat. Aspek yang perlu dikuatkan setidaknya ada tiga. Yakni, struktur, fungsi tata kelola, dan Sumber Daya Manusia. Demikianlah yang dikemukakan oleh pakar komunikasi kehumasan Rachmat Kriyantono PhD saat menjadi pembicara dalam Pelatihan Updating Kehumasan dan Komunikasi Publik yang diadakan Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR di Batu pada 22-24 April 2016 lalu.
Lelaki yang mendapatkan gelar sarjana dan master dari FISIP UNAIR ini menyampaikan, penguatan struktur lembaga kehumasan kampus sifatnya sudah urgen. Lembaga kehumasan harus memiliki akses langsung ke Rektor. Pemimpinnya, mesti tepat di bawah koordinasi pemimpin tertinggi kampus. Tidak pas bila sekadar di level “Kabag” apalagi “Kasubag”. Sebab, Humas adalah corong untuk mensosialisakan segala kebijakan.
Peraih gelar doktor dari Edith Cowan University ini mencontohkan, di Pemprov Jatim, Gubernur berada di eselon 1, sedangkan Kabiro Humas eselon 2. Di Pemkot Batu, Wali Kota eselon 2, Humas eselon 3. Di Polda Jatim, Kapolda jenderal bintang 2, Kabid Humasnya, Kombespol (tepat di bawah Kapolda adalah Wakapolda yang berpangkat jenderal bintang 1).
“Di banyak instansi plat merah, posisi Humas sudah layak. Namun, tidak begitu dengan instansi pendidikan. Khususnya, kampus. Masih banyak kampus yang menempatkan Humas berada terlalu jauh dari Rektor,” kata dia.
Humas seharusnya selalu hadir dalam berbagai rapat kebijakan strategis. Terlebih, hasil rapat itu potensial untuk dikabarkan pada atau ditanyakan oleh masyarakat. Bila Humas tidak diikutsertakan, sistem keterbukaan informasi akan buntu.
Sementara itu, yang dimaksud dengan penguatan fungsi tata kelola Humas adalah menjalankan kembali tugas Humas dengan komprehensif. Yakni, sebagai expert prescriber, communication facilitator, Problem Solving Facilitator, maintenance good communicator, Serve Public Interest, dan Maintain Good Moral and Planner.
Sedangkan penguatan SDM bisa dilakukan dengan pelatihan dan pemahaman kembali tentang seluk-beluk kehumasan bagi tiap staf atau pegawai di lembaga ini. Dengan demikian, kinerja Humas kampus bisa terus dimaksimalkan.
“Tiap elemen di Humas mesti melek dengn perkembangan zaman. Jangan dipacu untuk bekerja saja tanpa diperhatikan kebutuhan moral dan materialnya. Termasuk, kebutuhan akan pengetahuan kehumasan ter-update,” papar dia.
Selain Rachmat, hadir pula sebagai narasumber Anang Sujoko. Anang adalah alumnus UNAIR yang juga pernah mengenyam pendidikan tinggi bidang komunikasi di Australia. (*)
Penulis : Rio F. Rachman