Universitas Airlangga Official Website

Kata Praktisi K3 Konstruksi, Ini Gambaran HSE Plan Proyek Jalur Kereta Api

UNAIR NEWS – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM UNAIR) mengadakan kuliah tamu pada Sabtu (3/9/2022) via Zoom meeting. Kuliah tamu itu membahas gambaran Health Safety Environment (HSE) plan proyek pembangunan jalur kereta api.

Departemen Kesehatan dan Keselematan Kerja FKM UNAIR mengundang Ridzal Syahrozi SSi MKKK selaku Manajer Health Safety Environment (HSE) PT ADHI Dept Perkeretaapian Proyek Jalur KA Evaluated Solobalapan, Kadipiro. Dalam forum itu menyampaikan bahwa HSE plan sangat penting dalam sebuah proyek pembangunan.

“HSE plan itu penting karena ini merupakan dokumen yang harus disusun sebelum proyek dikerjakan. Dokumen tersebut diperbaruhi setiap enam bulan sekali disesuaikan dengan kondisi terbaru lingkungan kerja,” ujar manajer HSE PT ADHI tersebut.

Menurut Ridzal, proyek konstruksi membutuhkan hal yang fundamental berupa dokumen HSE plan. Dokumen tersebut tidak hanya disusun oleh tenaga HSE, tetapi juga melibatkan kolaborasi konsultan lingkungan dalam perumusan ANDAL lingkungan kerja. Peran dari HSE adalah penyusunan pengendalian risiko menggunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control (HIRADC) dan Hazard Identification Risk Assessment and Control (HIRAC).

Ridzal menambahkan, pengendalian risiko juga diselenggarakan secara optimal di dalam proyek konstruksi jalur kereta api. Pengendalian itu melibatkan teori hierarchy of control yang tersusun dalam piramida pengendalian meliputi eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, administratif, dan penggunaan alat pelindung diri (APD). Pengendalian risiko juga menggandeng konsultan lingkungan dalam pengukuran getaran, kebisingan, heat stress, cold stress, dan hazard lainnya di tempat kerja.

Laki-laki kelahiran Madiun, Jawa Timur itu menyebutkan, pengendalian risiko konstruksi pembangunan jalur kereta api dilakukan dengan eliminasi sebelum tindakan alat berat tersebut sampai di lapangan.

“Jika kondisi alat berat yang digunakan berisiko dan sudah berada di lapangan, artinya harus disubsitusi dengan alat berat pengganti di titik risiko tersebut,” tegasnya. Pengendalian yang disusun juga berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak yang terlibat dalam tim HSE.

Ia lalu memberikan studi kasus contoh kecelakaan kerja yang terjadi dalam proyek PT. ADHI Deiyai, Papua yang menunjukkan kecelakaan pekerja tewas tertimpa material alat berat ekskavator pada akhir Januari 2022. Kejadian terjadi pada pukul 13.00 WIT berdasarkan laporan personel Polres Deiyai, Sadam Tobing. Karyawan tersebut meninggal di tempat saat kejadian tersebut.

“Banyak berkas yang harus dipersiapkan oleh seorang HSE dalam proyek pembangunan yang dilakukan. Dokumen tersebut meliputi kepemimpinan dan komitmen kebijakan K3L, dokumentasi rencana K3, pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak, pengendalian dokumen – DCC P2K3, penilaian dan pengendalian produk, keamanan bekerja berdasarkan SMK3, dan komponen lainnya,” ujar wisudawan magister K3 FKM UNAIR tersebut.

“Penyelenggaraan K3 itu penting sebab kesehatan dan keselamatan kerja itu berperan sebagai supporting bukan disturbing proyek pembangunan yang diselenggarakan,” ujar Ridzal sebelum menutup pertemuan kuliah tamu. (*)

Penulis: Afan Alfayad

Editor: Binti Q. Masruroh