UNAIR NEWS – Menjadi alumnus Universitas Airlangga memiliki kewajiban untuk turut serta memajukan almamater. Seperti itulah yang diungkapkan Duta Besar LBBP (Luar Biasa dan Berkuasa Penuh) RI untuk Denmark Muhammad Ibnu Said dalam kunjungannya ke UNAIR pada Senin (4/12).
Dalam kunjungan tersebut, Ibnu yang merupakan alumnus Fakultas Hukum UNAIR tahun 1979 mengungkapkan rasa bangganya menjadi bagian dari alumni UNAIR. Karena itu, menurut dia, ada tanggung jawab untuk memajukan kampus Airlangga.
”Ada kewajiban bagi saya untuk memajukan UNAIR menjadi world class university. Saya duta besar RI untuk Denmark merasa berkewajiban untuk turut serta memajukan UNAIR,” tutur Ibnu.
Kunjungan Ibnu beserta jajaran pimpinan disambut rektor UNAIR.
Rencananya, UNAIR menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di Denmark. Di antaranya, University of Copenhagen, Technical University of Denmark, dan Aarhus University.
Dari pertemuan itu, kemungkinan bidang kerja sama yang dilakukan meliputi penyakit tropis, start-up bidang farmasi, dan pharmaceuticals atau obat-obatan. Rencananya, kerja sama tersebut melibatkan seluruh civitas akademika dari kedua pihak. Baik di UNAIR maupun Denmark.
Rektor UNAIR Prof., Dr., H. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak, CMA., memberikan respons positif atas kunjungan itu. Dia menyatakan, banyak kerja sama yang ingin dijalin ke depan.
”Kerja sama ini akan segera kita tindak lanjuti. Kita punya produk yang bisa ditemukan dengan perguruan tinggi di Denmark,” jelasnya.
Selain biaya, Prof., Nasih mengungkapkan tidak ada kendala yang berarti. ”Kalau soal keahlian, kita siap. Kendala utamanya ke Eropa itu kan jauh. Mungkin butuh cost yang cukup besar,” imbuhnya.
Selain membahas kemungkinan kerja sama, kunjungan itu sekaligus dilakukan dalam rangka pemberian donasi dari Perhimpunan Pelajar Indonesia Denmark (PPI-DK) untuk bencana Gunung Agung. Prof., Nasih menyatakan bahwa donasi tersebut akan segera diberikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Prof., Nasih menambahkan, pemberian donasi tidak mesti untuk korban bencana Gunung Agung. Di wilayah dengan korban bencana yang cukup tinggi, bantuan itu bisa pula dialihkan untuk korban banjir di Pacitan. Intinya, bantuan tersebut dapat sampai kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
”Nanti segera kita kirim dan koordinasikan. Kalau Gunung Agung agak jauh, mungkin bisa ke Pacitan yang dekat dan lebih simpel. Akan segera kita teruskan kepada pihak yang membutuhkan,” jelas Nasih. (*)
Penulis: Binti Q. Masruroh
Editor: Feri Fenoria