UNAIR NEWS – Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) menerjunkan tim Antemortem dan Postmortem (AMPM) dalam Idul Adha 1445 Hijriah. Kegiatan AMPM merupakan pengecekan hewan sebelum penyembelihan dan hasil daging pasca penyembelihan. Fungsinya untuk memastikan keamanan dan kelayakan daging kurban tersebut sebelum didistribusikan kepada masyarakat.
Kegiatan tersebut berlangsung pada Minggu (16/6/2024) hingga Senin (17/6/2024) yang merupakan kerja sama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi. Terdapat 70 mahasiswa dan 6 dosen terlibat dalam kegiatan di Kecamatan Banyuwangi, Licin, Glagah, Kalipuro, Wongsorejo, Kabat, dan Rogojampi.
Pastikan Daging Layak Konsumsi
Ketua Pelaksana AMPM, Salsabilla Nurina mengatakan AMPM memutus rantai zoonosis dari hewan ternak ke manusia. Lewat pemeriksaan dan pengawasan akan mencegah pemotongan hewan menunjukkan infeksi zoonosis atau tanda-tanda yang menyimpang. Sebab otoritas veteriner harus turut serta memberikan jaminan keamanan hasil hewan potong yang aman sehat, utuh, dan halal (ASUH).
“AMPM untuk mengetahui standar daging kurban yang layak dikonsumsi oleh masyarakat sesuai dengan prinsip ASUH,” katanya.
Temuan AMPM
Pada pemeriksaan antemortem, tim melakukan palpasi dan inspeksi untuk mengetahui kondisi kesehatan hewan kurban. Hal tersebut sekaligus melacak hewan terinfeksi penyakit strategis seperti penyakit mulut dan kuku (PMK). Hewan yang memenuhi kriteria akan mendapatkan sertifikat sehat yang layak untuk dikurbankan.
Dalam postmortem, tim memeriksa daging dan organ hewan qurban yang telah disembelih. Mulai dari hati, paru-paru. jantung, kepala, jeroan, hingga daging. Pada pemeriksaan postmortem, mendapatkan temuan parasit cacing hati berspesies Fasciola spp. dan adanya emboli. Hemoragi pada pulmo, nekrosis pada hepar, dan bercak hitam (pneumoconiosis) pada pulmo juga ditemukan. Bagian yang mengalami kerusakan akan dipisahkan dan dimusnahkan.
“Dari temuan itu, dokter hewan pendamping akan memutuskan pengafkiran organ hepar agar tidak dikonsumsi masyarakat dan daging kurban layak dikonsumsi,” kata anggota Divisi Swine and Ruminant Care Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH) FIKKIA UNAIR itu.
Keterlibatan mahasiswa dapat memperdalam pengetahuan, wawasan serta pengalaman dalam bidang pemeriksaan hewan kurban. Mahasiswa juga dapat mengidentifikasi parasit dan melakukan surveilans sampel daerah.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Khefti Al Mawalia