UNAIR NEWS – Kelompok KKN BBK 67 Universitas Airlangga (UNAIR) di Desa Pendarungan, Kecamatan Babat, Kabupaten Banyuwangi, memfokuskan program kerjanya pada pencegahan kekerasan seksual pada anak-anak. Mereka menggelar sosialisasi pencegahan kekerasan seksual.
Kelompok tersebut beranggota Nabillah Nur Azizah, Anik Setyawati, Fawwaz Muhammad Raafi, Ra’isul Khabir, Rizki Amalia W, Berlian Ramadhanti, Reza Farhan Bariqi, Salsa Auli, Shinta Ayu Rohmawati, dan Nihayah Noor Rohmah. Pencegahan kekerasan seksual itu menjadi salah satu program prioritas.
Kepada UNAIR NEWS pada Senin (30/1/2023), Ketua Kelompok Shinta mengakui bahwa pencegahan kekerasan seksual merupakan program unggulan kelompoknya. “Melalui kegiatan ini, kelompok kami berusaha mengenalkan otonomi tubuh manusia yang boleh disentuh dan dilihat orang lain. Serta, bagian tubuh yang tidak boleh disentuh dan dilihat orang lain,” katanya.
Shinta menuturkan, untuk memudahkan penyampaian materi, kelompoknya menggunakan metode lagu sebagai media pembelajaran. Sehingga, anak-anak mudah memahami dan mengerti hal-hal yang berkaitan dengan kekerasan seksual.
Selain itu, sambungnya, program unggulan lainnya adalah SOLIHAN. Yakni, Sosialisasi Ketahanan Pangan Desa Pendarungan Melalui Budidaya Ikan.
“Kami mengajak masyarakat, pemilik ikan budidaya, mengenali jenis-jenis penyakit yang menjangkiti ikan-ikan budidaya di Desa Pendarungan. Kami menghadirkan empat narasumber untuk program SOLIHAN,” ujarnya.
Narasumber tersebut merupakan dosen UNAIR. Termasuk pejabat dari Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi.
“Ada Pak Arif Habib dan Pak Prayogo dari SIKIA (Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam, Red) UNAIR serta Pak Ahmad Luthfi dan Bu Fatekhah Charisma dari Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi,” imbuhnya.
Program Kerja Lain
Selain itu, Shinta memaparkan bahwa mereka mencanangkan program lainnya dalam empat bidang. Yaitu, bidang ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan pendidikan.
Di bidang kesehatan, kelompoknya mengusung program pencegahan stunting dan CERI (Cegah Karies). Kemudian, di bidang lingkungan, mereka mengusung program pemilahan sampah dan penanaman bibit Tabebuya.
“Untuk bidang ekonomi, kami mengadakan sosialisasi digital marketing untuk UMKM. Bidang pendidikan, kami mengajarkan bahasa Inggris serta penulisan puisi,” ucap Shinta.
Sebagai penutup, Shinta mengakui pembelajaran KKN sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Sebab, menurutnya, bermasyarakat tidak semudah apa yang tertulis di buku.
Ia menjadi mengetahui banyak hal dari alam dan masyarakat. Selanjutnya, mahasiswa mengembangkan pengalaman itu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Shinta dan kelompoknya juga berterima kasih atas kesempatan belajar bersama masyarakat secara langsung.
“Kami berharap program kerjanya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Pendarungan,” katanya. (*)
Penulis: Dewi Yugi Arti
Editor: Feri Fenoria