Universitas Airlangga Official Website

Kembangkan Alat Deteksi Karies, Merlya Jadi Wisudawan Terbaik 

Merlya Balbeid, Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Kedokteran Gigi (foto: dok pribadi)

 “Kekuatanmu ada pada ilmu yang kau miliki,” 

UNAIR NEWS – Pada Wisuda Periode ke-244 Universitas Airlangga (UNAIR), salah satu sosok yang patut mendapat sorotan adalah drg Merlya Balbeid, MMRS. Drg Merlya berhasil meraih predikat wisudawan terbaik S3 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR. Merlya, yang berprofesi sebagai staf pengajar FKG Universitas Brawijaya, berhasil membuktikan dedikasi dan komitmen luar biasa untuk menyelesaikan studinya. Ia lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna 3,99 dalam waktu 2 tahun 11 bulan. 

Menjadi wisudawan terbaik tentu memberikan kebanggaan tersendiri bagi Merlya. Ia mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas pencapaian tersebut. Baginya, penghargaan itu bukan miliknya sendiri, melainkan buah dari kolaborasi dan dukungan yang ia terima selama perjalanan akademiknya. 

“Saya sangat bersyukur kepada Allah karena diberikan kemudahan dalam studi. Dukungan dari keluarga, suami, teman-teman, serta promotor saya, Dr R Darmawan Setijanto drg dan co-promotor Dr Taufan Bramantoro, drg MKes sangatlah berperan besar,” ujar Merlya.  

Di balik kesuksesannya, Merlya menghadapi tantangan yang tidak mudah, terutama dalam hal manajemen waktu. Sebagai seorang dosen, praktisi dokter gigi, sekaligus istri dan ibu, membagi waktu antara tugas akademik dan kewajiban rumah tangga menjadi ujian tersendiri. “Jarak antara Malang dan Surabaya juga menjadi tantangan tersendiri, tetapi dengan dukungan dari keluarga dan rekan-rekan, saya bisa melalui semuanya,” tambahnya. 

Salah satu momen paling berkesan bagi drg Merlya adalah ketika ia harus berkonsultasi langsung ke Surabaya. Ia bercerita bahwa promotornya yang selalu memberikan dorongan dan dukungan untuk menyelesaikan studi dengan cepat. Kolaborasi dengan kolega di lapangan juga menjadi pengalaman yang berharga, terutama saat melibatkan responden dari sekolah dasar di Kota Batu dalam penelitian untuk disertasinya. 

Setelah lulus, Merlya berharap bisa mengembangkan hasil disertasinya. Penelitiannya yang berfokus pada instrumen pencegahan karies gigi pada anak menjadi langkah penting dalam menurunkan angka karies di Indonesia.  

Lebih lanjut, Merlya mengungkapkan saat ini angka prevalensi masih mencapai lebih dari 50 persen. Dengan inovasi yang ia temukan bersama tim promotornya. Drg Merlya bertekad untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi kesehatan gigi anak-anak di Indonesia. “Saya berharap instrumen yang saya kembangkan ini bisa membantu program pemerintah dalam mencapai target Indonesia Bebas Karies pada tahun 2030,” pungkasnya.

Penulis: Adinda Aulia Pratiwi 

Editor: Yulia Rohmawati, S.Hum