Universitas Airlangga Official Website

Kembangkan Kreativitas Menulis Dosen, PKIP UNAIR Gelar Coaching Clinic Pelatihan Opini

Prof Bagong saat menyampaikan materi (Foto: Istimewa)
Prof Bagong saat menyampaikan materi (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Universitas Airlangga (UNAIR) melalui divisi humas dan LIP mengadakan acara bertajuk “Coaching Clinic: Pelatihan Menulis Opini di Media Masa” pada Selasa (30/7/2024). Kegiatan ini berlangsung di Ruang 301, Lantai 3 Gedung Kahuripan, Kantor Manajemen Kampus MERR-C UNAIR. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjadi wadah pengembangan kreativitas civitas academica UNAIR, terutama bagi dosen dalam mengembangkan kemampuan penulisan berupa opini di berbagai media.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR Prof Dr Bagong Suyanto Drs M Si mendapatkan kepercayaan sebagai narasumber untuk kegiatan ini. Dalam acara ini hadir juga Dekan Fakultas Psikologi, Prof Dr Suryanto M Si. Kehadiran guru besar yang akrab disapa Prof Sur ini mampu mempekaya referensi gaya menulis dan memberi berbagai tips dalam fase memotivasi diri dalam menulis.

Dokumentasi bersama kegiatan Coaching Clinic Opini (Foto: Istimewa)
Dokumentasi bersama kegiatan Coaching Clinic Opini (Foto: Istimewa)

Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) UNAIR, dr Martha Kurnia Kusumawardani membuka acara tersebut. Dalam pembukaannya, dr Martha menyampaikan pentingnya menulis opini dan memperkaya referensi saat menulis, salah satunya adalah gaya kepenulisan dari Prof Bagong.

Dalam pembukaannya, Prof Bagong yang juga merupakan Guru Besar FISIP UNAIR itu menyampaikan bahwa menulis adalah perjalanan belajar dalam hidup. Baginya, menulis merupakan proses berpikir yang baik bagi seorang akademisi. “Menulis itu seperti ketika anda belajar mengendarai sepeda waktu kecil dulu, Anda terus mencoba meskipun harus jatuh berkali-kali, selanjutnya Anda akan bisa dan terbiasa,” ungkap Prof Bagong.

Prof Bagong membagi menjadi dua fase dalam tahap kepenulisan opini, yaitu filosofi dan teknis menulis. Pada tahap filosofi, Prof Bagong mengungkapkan bahwa untuk menulis tidak perlu mengangkat isu yang jauh dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya banyak isu yang tersedia, namun kita tidak cukup peka dan tidak terpikir untuk meneliti isu tersebut.

“Banyak isu yang ada di sekitar. Kita bisa ambil untuk menjadi bahan opini kita, semua bisa jadi bahan asal memiliki kepekaan, perspektif yang kritis dan rasa keingintahuan yang tinggi. Berusahalah berjarak dari realitas, lihat story behind dari isu yang ada. Belum tentu yang ada di kulitnya adalah realitas yang sesungguhnya,” paparnya.

Prof Bagong juga menyoroti pentingnya motivasi dalam menulis. Ia mengungkapkan bahwa menulis adalah manifestasi intelektual seseorang. “Menulis adalah bentuk investasi social. Nama Anda akan diperhitungkan sebagai intelektual dan tidak perlu khawatir akan kehabisan topik karena sudah terbiasa menelaah isu,” imbuh Prof Bagong.

Prof Bagong juga menyoroti pentingnya faktor teknis yang memengaruhi sebuah tulisan opini mampu mencuri perhatian baik dari pembaca maupun redaktur media. Pada awal, ia menyampaikan pentingnya pemisah atau sub-bab yang sederhana saja namun berprinsip pegantar, isi, dan penutup. Lalu ia mengamati lead yang ada pada opini harus mampu mencuri perhatian, tidak harus pola SPOK (Subyek Predikat Obyek Keterangan).

Menghindari tulisan yang normatif dan mengungkapkan situasi problematik yang ada pada tulisan opini adalah poin yang berulang kali ditekankan Prof Bagong. “Menulislah dengan metode berpikir lateral, diluar logika mainstream, angle tulisan harus jelas, ungkap situasi problematiknya.” pungkasnya.

Pada akhir sesi, Prof Bagong membeberkan pentingnya membaca dalam memperkaya referensi dalam menulis. Ia mengimbau untuk membaca banyak tulisan opini di berbagai media, konsisten membaca dan temukan kata-kata yang menarik. Ia juga menyampaikan bahwa tiap tulisan opini yang dimuat memiliki pola kepenulisan yang menarik dan itu patut dipelajari.

Penulis: Ragil Kukuh Imanto
Editor: Yulia Rohmawati