Universitas Airlangga Official Website

Kembangkan Sumber Ekonomi Desa Wisata, Upaya Tim KKN BBK di Kawistolegi

Dr Sri Endah Nurhidayati SSos Msi Bersama Pokdarwis Desa Kawistolegi dalam Gelaran KADARWIS pada Jumat (28/7/2023) (Foto: SS Zoom).

UNAIR NEWS – Salah satu sektor yang menjadi fokus bidang kerja mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 2 Universitas Airlangga (UNAIR) adalah ekonomi. Untuk kembangkan sumber ekonomi potensial yang ada di Desa Kawistolegi, mahasiswa UNAIR menggelar kegiatan Kawistolegi Sadar Wisata (KADARWIS) pada Jumat (28/7/2023).

Lokasi Desa Kawistolegi yang berada di dekat aliran Bengawan Solo menjadikannya sebagai destinasi wisata. “Kita memiliki potensi wisata air. Wisata air itu ialah aliran Bengawan Solo yang sudah tertutup sejak tahun 2010 yang kini dikenal dengan nama Bengawan Mati.” Ungkap Muhadji selaku kepala Desa Kawistolegi.

Hadir dalam kegiatan itu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kawistolegi. Gelaran itu berlangsung di Balai Desa Kawistolegi, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan. Hadir pula Dr Sri Endah Nurhidayati SSos Msi. Ia merupakan Dosen Program Studi D4 Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi (FV) UNAIR.  

Tata Kelola Destinasi Wisata

Dalam pemaparannya, Dr Endah menyebutkan beberapa tata cara kelola destinasi. Menurutnya, masyarakat perlu berperan dan terlibat dalam mengelola sebuah destinasi wisata. Selain itu, ia menekankan perlu ada kerja sama antara pelaku atau asosiasi, industri, akademisi, dan pemerintah yang memiliki tujuan, proses, dan kepentingan bersama.

“Tata kelola destinasi harus terstruktur, bersinergi, serta mencakup fungsi koordinasi dan perencanaan. Perlu keterlibatan dan peran aktif masyarakat yang bersifat inovatif dan sistematik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi,” paparnya.

Beberapa daya tarik wisata sendiri, sambungnya, terbagi atas tiga. Ketiga hal tersebut antara lain wisata alam, wisata buatan manusia, dan budaya.  “Wisata alam ini merupakan bawaan yang dianugerahi Tuhan seperti sungai, gunung, pantai, dan lembah. Kedua, wisata buatan manusia seperti taman dan museum. Dan yang terakhir adalah wisata budaya yang bersumber dari kebiasaan masyarakat,” jelasnya. 

Daya Tarik Wisata

Menurut Dr Endah, hal-hal yang menjadi daya tarik wisata dapat berupa bentukan alam apa saja yang ada di sebuah desa dan sangat menarik. Tidak hanya itu, kegiatan sehari-hari masyarakat dan kekhasan yang desa miliki seperti produk unggulan desa, kesenian lokal, cerita rakyat, dan lainnya juga dapat menjadi daya tarik wisata.

Dr Endah kemudian mengelompokan beberapa hal yang dapat menjadi daya tarik dalam suatu destinasi wisata. “Daya tarik wisata harus berdasarkan pada lima hal. kelima hal tersebut meliputi something to see, something to do, something to buy, something to eat  dan something to learn,” pungkasnya. 

Penulis: Tia Restutika

Editor: Nuri Hermawan

Baca Juga: Excellence Rank, UNAIR Peringkat 2 di Indonesia