Universitas Airlangga Official Website

Kementerian LH BEM UNAIR Gelar AYEF Bahas Net Zero Emission

Kirana memaparkan materi tentang permasalahan yang harus ditangani untuk mensukseskan net zero emission. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Kementerian Lingkungan Hidup (LH) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR gelar Airlangga Youth Environmental Forum pada Minggu (5/11/2023). Berlangsung secara daring melalui zoom meeting, acara tersebut mengusung tema “Sudah Tepatkah Indonesia Menetapkan Target Net Zero Emission di Tahun 2060?”.

Hadir dalam acara itu, pemateri yang berkompeten pada bidangnya, Kirani Bararah. Kirani mengatakan, permasalahan lingkungan saat ini adalah negara berkembang terlalu berfokus pada pengembangan dan pembangunan. Sehingga seringkali terdapat masalah mengenai perkembangan yang berkelanjutan.

“Permasalahan lingkungan saat ini adalah, seringkali negara berkembang terlalu fokus pada pengembangan dan pembangunan. Sehingga seringkali terdapat masalah mengenai perkembangan berkelanjutan,” tutur Delegasi Southeast Asia Youth Energy Forum itu.

Triple Planetary Crisis

Kirani menjelaskan, permasalahan lingkungan yang lain adalah Triple Planetary Krisis. Triple Planetary Crisis, lanjutnya mengacu pada tiga masalah utama. Tiga masalah tersebut adalah perubahan iklim, percepatan punah/hilangnya keanekaragaman hayati dan adanya polusi.

“Mengenai hal tersebut, Saat ini Indonesia telah menyerukan 3 isu lingkungan, terkait perubahan iklim, penanganan polusi (terutama plastik di laut, red), dan perdagangan ilegal satwa,” terang Kirani.

Kirani menambahkan, perlu digaris bawahi Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan banyaknya laut disana, maka dari itu sudah selayaknya kita mengatasi permasalahan lingkungan laut.

Peran Organisasi Internasional

Selain Kirana Baroroh, juga hadir dalam acara tersebut narasumber yang mendalami bidangnya, Zulfikar Yurnaidi. Zulfikar menjelaskan, peran organisasi internasional untuk mensukseskan net zero emission sangat penting. Hal itu disebabkan, lanjutnya, efek dari emisi dapat berdampak di seluruh penjuru dunia, tidak hanya satu daerah/negara saja.

“Organisasi Internasional dapat menjadi kontributor yang penting dalam mensukseskan net zero emission, karena mereka berperan dalam  menyalurkan bantuan, inovasi dan teknologi,” terang Manager of Energy Modelling and Policy Planning ASEAN Center of Energy itu.

Zulfikar menambahkan, Indonesia sendiri sudah pernah melakukan program konferensi, salah satunya pada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Selain itu, lanjutnya, terdapat juga Nationally Determined Contribution (NDC) yang berlaku mulai tahun 2005.

“Terdapat protokol kyoto pada NDC yang mengatur bagaimana dunia menangani perubahan iklim. Di mana pada negara maju terdapat target pengurangan emisi karbon sementara pada negara berkembang, akan menerima bantuan dan mengurangi emisi di negaranya sendiri,” pungkas Zulfikar.

Penulis: Muhammad Rizal Abdul Aziz

Editor: Nuri Hermawan