UNAIR NEWS – Departemen Kemuslimahan SKI Fakultas Kedokteran UNAIR menyelenggarakan KAFENISA (Kajian Rutin Khusus Akhwat) dengan tema Al Ummu Madrasatul Ula. Kajian disampaikan oleh Alumni S2 Gizi UNAIR, Ustadzah Umma Dhyna. Acara itu terselenggara pada Jumat (05/01/2024) di Masjid Ulul Albab, Kampus Dharmahusada-A.
Madrasatul Ula
Umma Dhyna, sapaan akrabnya, memaparkan bahwa perempuan dalam keluarga memiliki peran sebagai Al Umm. Maknanya, seorang ibu memiliki fitrah yang tidak dapat laki-laki gantikan, yakni mengandung dan melahirkan anak. Selain itu, ia menegaskan bahwa peran perempuan juga memiliki peran sebagai Madrasatul Ula.
“Seorang ibu disebut sebagai Madrasatul Ula karena berperan sebagai sekolah pertama dan utama untuk mendidik anak-anaknya,” tegasnya.
Madrasatul Ula berkaitan dengan hadanah (pengasuhan). Lebih lanjut, dalam konsep fiqih, hadanah bertujuan untuk menghindarkan anak-anak dari kebinasaan. Sehingga, perempuan memiliki peran penting dan istimewa dalam mencetak generasi.
“Kita harus bersyukur dan bahagia karena lahir sebagai perempuan yang nantinya menjadi ibu. Akan tetapi, kembali lagi, semua harus dilandaskan dengan dorongan iman,” jelasnya.
Kriteria Ibu Berkualitas
Sebagai Madrasatul Ula, penting untuk memahami kriteria-kriteria ibu berkualitas. Pertama, memiliki aqidah Islam yang kokoh. Kedua, harus berkepribadian Islam.
“Artinya, dalam mendidik anak harus memiliki pola pikir dan pola sikap Islami. Hal tersebut karena anak-anak berpeluang meniru kebiasaan seorang ibu,” ungkapnya.
Kriteria ketiga, ikhlas dalam mendidik anak-anaknya. Ummu Dhyna menjelaskan bahwa mendidik anak tidak seperti membuat adonan kue yang bisa dicetak sesuai dengan keinginan. Hal itu, sambungnya, karena seorang anak mampu berpikir dan lingkungan di sekitarnya dapat mempengaruhi.
“Sehingga, kita harus ikhlas mendidik anak-anak. Meskipun bisa jadi tidak sesuai ekspektasi. Allah SWT itu menilai proses, bukan hasil,” terangnya.
Kriteria keempat, memiliki kesadaran politik Islam. Kriteria terakhir adalah paham pola asah, asih, asuh Islami.
Mewujudkan Ibu Berkualitas
Pada akhirnya, untuk mewujudkan kriteria ibu berkualitas diperlukan dorongan dari diri sendiri. Hal itu, jelasnya, setiap perempuan perlu memiliki dorongan keimanan dan ketakwaan.
“Selain dorongan dari diri individu, masyarakat dan negara turut berperan dalam mewujudkan ibu yang berkualitas,” ucapnya.
Ummu Dhyna menjelaskan bahwa masyarakat berperan dalam menciptakan suasana kondusif dengan dorongan keimanan dan ketakwaan. Sedangkan, negara ikut andil dalam menerapkan aturan Islam atas dorongan keimanan dan ketakwaan.
Penulis: Fath Tazkya
Editor: Nuri Hermawan