UNAIR NEWS – Mikrobiota merupakan sekumpulan mikroba yang menempel di area tertentu pada tubuh manusia. Jumlah mikrobiota yang terkandung dalam tubuh manusia dapat mencapai trilyunan serta terdiri dari banyak jenis.
Dalam dunia medis, mikrobiota diangggap sebagai flora normal sebab mampu melindungi tubuh manusia dari kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar. “Memang dia mendiami daerah tertentu di tubuh manusia dalam waktu yang cukup lama. Malah ada yang mulai sejak kita bayi sampai kemudian kita lansia,” terang Dr dr Agung Dwi Wahyu Widodo MSi MKedKlin SpMK pada gelaran Dokter UNAIR TV, Jumat (2/5/2023).
Miliki Fungsi Penting
Mikrobiota, sambung Dr Agung, tersebar di berbagai bagian tubuh manusia mulai dari kulit, organ pernapasan, bahkan di organ pencernaan, salah satunya di usus. Mereka memiliki beberapa fungsi penting, utamanya yang berkaitan dengan sistem pencernaan manusia.
“Mikrobiota usus itu membantu kita untuk mencerna sari-sari makanan yang ada di tubuh kita,” tutur Dr Agung. Mikrobiota usus juga dapat mengubah beberapa bahan makanan menjadi vitamin yang tubuh butuhkan. Hal ini dinilai sangat penting karena tubuh manusia tidak mampu merubah bahan makanan menjadi vitamin.
Peran lainnya dalam tubuh manusia ialah merawat sistem kekebalan tubuh manusia utamanya di daerah saluran pencernaan. “Dulu, orang tidak percaya kalau usus kita ini yang banyak kumannya juga dapat mengendalikan kekebalan tubuh. Dari studi yang dilakukan pada hewan, ternyata hewan yang tidak memiliki mikrobiota yang baik, kekebalannya ternyata jelek dan ini juga terbukti pada manusia,” ujar Dr Agung.
“Mikrobiota yang sehat akan menghasilkan sistem imun yang baik. Yang jelek akan menjadikan sistem imun yang buruk pula. Kita gampang mengalami radang, kemudian gampang sakit, dan kalau ada mikroba yang berbeda masuk tubuh akan memberikan respons yang berlebihan seperti alergi,” sambung Dr Agung.
Lebih lanjut, fungsinya yang sangat krusial adalah membantu tubuh manusia untuk melakukan semacam regulasi yang menghasilkan neurotransmiter, suatu bahan yang berperan dalam menghantarkan saraf. “Mikrobiota ini mampu memperbaiki cara berpikir kita kemudian persarafan kita,” ungkap dosen Fakultas Kedokter UNAIR itu.
Di samping itu, mikrobiota juga dapat membantu tubuh manusia dalam mengatur Buang Air Besar (BAB). “Kadang ada orang yang tiga hari sampai seminggu tidak bisa BAB karena, ya, mungkin diet dan mikrobiotanya yang tidak baik, ya,” tegas Dr Agung. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh