Universitas Airlangga Official Website

Keresahan Warga Terselesaikan, Mahasiswa UNAIR Berikan Penyuluhan Pengolahan Ikan Asap

Mahasiswa UNAIR bersama para produsen ikan asap saat pengolahan ikan. (Sumber: Falah)
Mahasiswa UNAIR bersama para produsen ikan asap saat pengolahan ikan. (Sumber: Falah)

UNAIR NEWS – Sebagai upaya meningkatkan daya tahan dan mutu produk ikan asap, kelompok KKN BBK-2 UNAIR Desa Jelakcatur Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan mengadakan kegiatan penyuluhan. Kegiatan dengan tajuk Peningkatan Mutu dan Kehigienisan Produk Ikan Asap dengan Teknik Pengemasan Vacuum Sealing itu berlangsung pada Minggu (30/7/2023).

Asal Mula Proker

Muhammad Falah El Fahmi Ketua Kelompok KKN BBK-2 UNAIR Desa Jelakcatur menjelaskan bahwa penyuluhan itu muncul karena potensi Desa Jelakcatur sebagai desa industri pengolahan ikan asap. Namun kendala masyarakat desa ini adalah daya tahan produk ikan asap yang hanya berlangsung selama satu sampai dua hari saja.

“Kami menggagas proker ini untuk menjadi solusi atas kendala tersebut dengan meningkatkan daya tahan produk ikan asap hingga menjadi satu minggu,” jelasnya.

Persiapan dan Pelaksanaan Penyuluhan

Tim membutuhkan waktu sekitar delapan hari, yaitu tujuh hari untuk persiapan dan satu hari untuk pelaksanaan. Sasaran penyuluhan adalah tiga rumah produksi besar ikan asap, terutama produsen tradisional di Dusun Gangin Desa Jelakcatur.

“Masih minim pengetahuan produsen mengenai kehigienisan dan pengemasan dengan teknologi vacuum sealing yang dapat meningkatkan daya tahan produk,” jelas Falah.

Balqis Nurjannah Cristiyowati penanggung jawab kegiatan menjelaskan bahwa survei lokasi menjadi persiapan awal kegiatan. Setelah itu, mereka melakukan uji coba dengan hipotesis bahwa larva dapat berkembang biak akibat proses produksi yang masih tradisional di tempat terbuka.

“Uji coba dilakukan dengan membeli ikan produksi, terdapat ikan yang langsung di vacuum dan sebagian dijemur lebih lama lalu di-vacuum,” jelas Balqis.

Mahasiswa UNAIR menyerahkan alat vacuum sealer kepada produsen ikan asap. (Sumber: Falah)

Hasil uji coba menyatakan bahwa ikan dengan kadar air lebih dari 10 persen tidak dapat di-vacuum dan tidak bertahan lama. Adapun ikan dengan proses penjemuran yang lebih lama memiliki kualitas baik yang lebih lama dari pada ikan yang langsung di-vacuum.

“Ikan yang di-vacuum menyebabkan kadar air berkurang dan tidak ada oksigen di dalam yang menyebabkan mikroorganisme tidak dapat berkembang biak. Sehingga meningkatkan daya tahan ikan dibandingkan tanpa kemasan dan dijual secara terbuka,” lengkap Balqis.

Setelah melaksanakan pengujian, tim melakukan kegiatan penyuluhan secara door to door ke rumah produksi. Mereka yakin bahwa teknik pengemasan ini dapat meningkatkan daya tahan produk selama tujuh hari. Selain itu, mereka juga memberikan edukasi pengasapan ikan yang baik dan efektif serta kehigienisan produk.

“Kami juga memberikan tiga unit vacuum sealer sebagai contoh alat dalam mengemas produk ikan asap,” singkat Balqis.

Antusias dan Harapan

Adanya penyuluhan ini membuat warga sangat antusias dan senang karena sesuai dengan keresahan warga terkait pengawetan dan pengemasan. Mereka berharap agar produsen ikan asap Dusun Gangin Desa Jelakcatur dapat memahami teknik pengemasan dengan alat vacuum sealer.

“Lewat penyuluhan, para produsen bisa menjual ikan produksi dengan nilai yang lebih tinggi dan dengan jangkauan yang lebih luas. Sebab, ikan dapat bertahan lebih lama,” tutup ketua kelompok. (*)

Penulis: Muhammad Fachrizal Hamdani

Editor: Binti Q. Masruroh