n

Universitas Airlangga Official Website

Kerja Sama UNAIR – Unsyiah Siap Latih Bidan dan Kader

Pengmas
Bidan, Perawat, dan Kader yang siap mengabdi. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Guna mencegah bahaya depresi pada ibu hamil dan menyusui dan melihat bahaya depresi ibu pada masa hamil dan menyusui, Program Studi (prodi) Kesehatan Masyarakat PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi bekerja sama dengan Prodi Psikologi Universitas Syiah Kuala adakan pelatihan bagi bidan dan kader di Banyuwangi, pada awal bulan lalu.

Kegiatan itu didukung oleh Lentera Kaji dan juga Pemerintah Australia melalui Alumni Grant Scheme yang diadministrasikan oleh Australia Award in Indonesia. Pelatihan dilaksanakan selama empat hari, terhitung mulai 9 hingga 12 April 2018. Kegiatan itu bertempat di Ruang Minak Jinggo, Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, dan Ruang Pertemuan, Puskesmas Licin, Banyuwangi.

Pada acara tersebut dibuka oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Banyuwangi. Tujuan kegiatan itu sendiri untuk membangun kapasitas bidan dan kader kesehatan dalam menskrining ibu hamil dan menyusui dengan masalah depresi peripartum dan memberi mereka dukungan yang diperlukan.

Menurut Susy K. Sebayang, SP., M.Sc., Ph.D., selaku salah satu panitia penyelenggara dari prodi Kesehatan Masyarakat PSDKU UNAIR di Banyuwangi mengatakan, bahwa dalam kegiatan itu dikembangkan modul pelatihan dan buku pegangan konsultasi lapangan yang dapat digunakan oleh bidan dan kader kesehatan dalam pekerjaan mereka di lapangan.

“Modul dan buku pegangan ini disesuaikan dengan bahasa yang berbeda di Banda Aceh dan Banyuwangi sehingga terdapat alat ukur dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Madura, Osing dan Aceh. Dengan demikian diharapkan alat ukur ini dapat digunakan oleh tenaga kesehatan yang bekerja di wilayah di mana bahasa-bahasa tersebut digunakan,” tuturnya.

Selanjutnya, pelatihan yang tersebut , imbuhnya, telah menarik minat beberapa pihak termasuk dari salah satu desa di Bojonegoro yang berkeinginan untuk mendapat pelatihan yang sama.

Pada akhir pelatihan, ia mengatakan bahwa akan dihasilkan 12 bidan, 6 perawat, dan 40 kader kesehatan di Banyuwangi yang terlatih untuk menskrining ibu hamil dan menyusui yang mengalami depresi peripartum di wilayah layanan mereka. Sehingga, tandasnya, dari pelatihan dapat memberikan rujukan dan dukungan yang tepat.

“Hasil pelatihan akan dievaluasi dua bulan setelah pelatihan untuk menilai seberapa baik bidan dan kader kesehatan menyerap pengetahuan baru ini dan menerapkannya dalam layanan perawatan rutin antenatal dan postnatal.,” tambahnya.

Sementara itu, menurut dr. Juwana S.N., selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Banyuwangi mengatakan bahwa hasil pelatihan itu akan sejalan dengan program Sakinah yang dikembangkan di posyandu-posyandu di Banyuwangi. Setelah di Banyuwangi, imbuhnya, pelatihan yang sama akan dilaksanakan di Banda Aceh.

“Kegiatan ini akan menjadi yang pertama di Indonesia yang menunjukkan bahwa perawatan rutin sebelum dan sesudah melahirkan dapat memberikan dukungan untuk ibu hamil dan menyusui tidak hanya untuk kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental,” katanya.

Penulis: Siti Mufaida

Editor: Nuri Hermawan