Universitas Airlangga Official Website

Ketua FRI: Perguruan Tinggi Dituntut untuk Menjadi Solusi dari Berbagai Tantangan Bangsa

Ketua FRI 2022-2021 Prof Ir Panut Mulyono MEng DEng IPU ASEAN Eng memberikan sambutan dalam Forum Rektor Indonesia (FRI) 2022. (Foto: Andi Pramono)

UNAIR NEWSForum Rektor Indonesia (FRI) 2022 resmi digelar secara langsung di Gedung Airlangga Convention Center (ACC), Kampus MERR (C), Universitas Airlangga (UNAIR) pada Sabtu (29/10/2022). Konvensi XXVIII dan Temu Tahunan XXIV tersebut menyoroti tema besar tentang Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Energi, dan Obat Menuju Indonesia Emas 2045.

Ketua FRI 2022-2021 Prof Ir Panut Mulyono MEng DEng IPU ASEAN Eng mengatakan, tema tersebut dipilih karena melihat kondisi dunia saat ini yang penuh dengan ketidakpastian dan persoalan-persoalan lebih kompleks dibandingkan masa-masa sebelumnya. 

Ia mengungkapkan, perubahan iklim berupa pemanasan global dan penggunaan energi fosil telah banyak menyebabkan kekeringan dan banjir di berbagai daerah. Sehingga, hal tersebut berdampak buruk pada produktivitas sektor pertanian yang mengalami penurunan sekitar 5-20 persen. 

“Usaha yang luar biasa harus dilakukan untuk secepatnya menggunakan sumber energi bersih atau energi terbarukan sebagai substitusi penggunaan energi fosil. Upaya tersebut dilakukan demi mendukung transisi dari energi fosil ke energi terbarukan untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 atau bahkan lebih cepat lagi,” ungkapnya.

Kemudian, mantan Rektor UGM itu juga mengungkapkan, industri obat masih sangat bergantung pada bahan baku impor sehingga kondisi tersebut tidak menguntungkan bagi Indonesia. Sebagai negara dengan kekayaan biodiversitas terbesar kedua di dunia, Indonesia seharusnya mampu menghasilkan banyak bahan baku obat di dalam negeri. Namun faktanya, hal tersebut belum mampu dilakukan oleh negara Indonesia.

Lebih lanjut, pada bidang kesehatan, ia mengatakan bahwa Indonesia adalah negara dengan pasar yang sangat besar dengan nilai yang dapat mencapai 2,2 juta USD per tahun. Namun kenyataannya, lebih dari 94 persen produk alat-alat kesehatan masih berasal dari produk impor.

“Berdasarkan keadaan di atas, perguruan tinggi di Indonesia dituntut untuk dapat menjawab dan menjadi solusi dari berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia,” ucapnya.

Pada akhir, ia menuturkan, FRI sebagai lembaga normatif dan wadah komunikasi antar pemimpin perguruan tinggi harus mampu memberikan dorongan serta saran strategis kepada masyarakat dan pemerintah guna tercapainya target-target pembangunan menuju Indonesia Emas 2045. Lebih dari itu, FRI juga harus menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. 

“Marilah kita terus meningkatkan kecintaan kita pada tanah air, bergotong royong, dan bersinergi lintas perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Agar kerja dan karya kita dapat memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan bangsa Indonesia. Akhir kata, FRI Berkolaborasi, Bersinergi, Berinovasi, Berbakti, dan Terus Mengabdi untuk Kejayaan Ibu Pertiwi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam 

Editor: Nuri Hermawan