UNAIR NEWS – Rotavirus merupakan salah satu virus yang menyebabkan infeksi pada bagian tubuh manusia. Infeksi tersebut menyerang saluran pencernaan, lambung, dan usus besar. Rotavirus dapat dialami oleh segala umur, namun beberapa kasus anak anak dibawah tiga tahun lebih rentan mengalami rotavirus.
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan sebanyak 25 juta kasus pasien rawat jalan di dunia disebabkan oleh rotavirus serta 2 juta kasus di dunia diharuskan rawat inap karena infeksi rotavirus. Hal tersebut disampaikan oleh Maria Inge Lusida dr MKes PhD SpMK(K) pada gelaran International Conference on Infectious Tropical Disease (ICITD) di Aula Majapahit, Airlangga Sharia & Entrepreneurship Education Center (ASEEC) pada Sabtu (18/11/2023).
Gejala Klinis
Kepala Institute of Tropical Disease tersebut menjelaskan bahwa ada beberapa gejala klinis yang dirasakan oleh anak dengan rotavirus. Umumnya, anak dengan positif rotavirus akan mengalami diare yang berat. Hal tersebut disebabkan adanya Rotavirus grup A (RVA) dalam tubuh anak.
Diare yang berat menyebabkan anak mengalami dehidrasi yang hebat pula. Anak-anak dengan positif rotavirus rentan mengalami mual karena adanya infeksi dan gangguan pada saluran pencernaan.
“Rotavirus ini merupakan permasalahan yang harus segera tertangani dengan baik. Mengingat, rotavirus dapat menyebabkan kematian anak anak di Indonesia,” tutur Prof Inge.
Vaksinasi untuk Rotavirus
Prof Inge mengatakan, salah satu langkah preventif yang dapat dilakukan untuk menangani rotavirus yaitu dengan vaksinasi. Di Indonesia telah ada dua vaksin yang digunakan pada rotavirus. Yakni, vaksin RotaTeq dari Merck & Co dan vaksin Rotarix dari GSK Biological Belgia.
Kedua vaksin tersebut telah digunakan sebelumnya pada negara lainnya. Penerapan vaksinasi diyakini dapat menangani rotavirus pada anak. Terbukti, 30 anak dibawah umur lima tahun mengalami perubahan dan peningkatan kesehatan setelah dilakukannya vaksinasi.
Namun, anak-anak yang telah divaksin masih rentan mengalami gejala asymptomatic infection rotavirus. Hal ini terjadi pada anak-anak di Surabaya dengan positif rotavirus. Perlu adanya pengawasan dan penanganan khusus setelah vaksinasi agar vaksin bekerja dengan baik.
“Keparahan rotavirus kerap terjadi pada anak dibanding orang dewasa. Harapannya, vaksinasi RVA akan dimasukkan dalam program vaksinasi nasional di Indonesia untuk menghindari adanya penambahan kasus rotavirus pada anak,” tegas Prof Inge.
Penulis: Satrio Dwi Naryo
Editor: Khefti Al Mawalia