UNAIR NEWS – Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Surabaya, Ustadz Syaukani Ong, Hadir untuk mengisi tausiah dalam Acara Halal Bihalal Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDKJI) cabang Surabaya pada Minggu (22/5/2022). Acara itu merupakan hasil kolaborasi antara PDKJI dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR).
Bertempat di Hotel Bumi Surabaya, Ustaz Syaukani menyampaikan kepada hadirin, bahwa kata silaturahim jangan dimaknai sempit. Menurutnya, sebagian besar manusia mengartikan silaturahim hanyalah sebatas berkunjung. Padahal lebih luas dari itu, silaturahmi dapat diartikan menjaga baik hubungan manusia kepada manusia lain dan berkunjung merupakan salah satu cara dalam menjaga hubungan tersebut.
“Silaturahim ini bukan hanya berkunjung bapak ibu sekalian. (silaturahim itu) Sambungnya hubungan kasih sayang diantara dua sisi dua unsur yang berbeda, manusia ini pasti semuanya berbeda,” ujar Ustadz Syaukani.
Lanjut Ustaz Syaukan, orang yang sudah saling mengenal sangat memungkinkan untuk terjadi perselisihan karena setiap manusia memiliki perbedaan, namun perbedaan tersebut adalah sesuatu nikmat dan menjadi satu hal pembeda manusia dengan binatang. Binatang diciptakan oleh Allah tanpa perbedaan baik suara, wajah, maupun nasib sehingga tidak ada binatang yang mempermasalahkan perbedaan.
“Sapi itu mukanya sama, suaranya sama, nasib pun sama, makanya karena sama dia tidak pernah eker- ekeran, tidak pernah crash,” ujar Ustaz Syaukani.
Silaturahim diperlukan untuk menjaga kontak agar tidak terjadi perselisihan di tengah orang yang sudah saling mengenal, Karena pada hakikatnya saling menyapa adalah tahap setelah saling mengenal.
“Kontak silaturahmi yang sebenarnya diawali dengan saling kenal kemudian saling menyapa,” kata Ustaz Syaukani.
Ustaz Syaukani Ong yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua yayasan HM Cheng Hoo Indonesia, juga mengingatkan kepada para hadirin bahwa surga adalah tempat orang yang mau menyambung silaturahim. Hal itu berlaku sebaliknya, yakni seperti yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, bahwa tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.
“Menyambung silaturahim jaminannya surga, tidak usah bayangkan surga di akhirat pak. Orang kalau hubungan kekeluargaannya baik pasti terasa surga. Tapi kalau hubungannya putus, jangankan di neraka akhirat yang kejauhan kelamaan, di dunia saja pasti sudah tidak nyaman,” pungkas Ustadz Syaukani Ong.
Penulis: Haryansyah Setiawan
Editor: Nuri Hermawan