Universitas Airlangga Official Website

Kinetika Respons Anti-SARS-CoV2 setelah Vaksinasi Lengkap pada Petugas Kesehatan

Foto oleh republika.co.id

Penelitian ini dilakukan pada 50 orang tenaga kesehatan setelah vaksinasi lengkap dengan Coronavac secara prospektif.

Pandemi COVID-19 menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah dan membutuhkan tindakan cepat. Pengembangan vaksin aman yang efektif menjadi prioritas global untuk mencapai kekebalan kelompok. Vaksinasi diharapkan dapat membentuk antibodi spesifik terhadap protein lonjakan SARS-CoV-2 yang dapat menetralkan virus, mencegah virus mengikat reseptor ACE 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan mengetahui apakah terdapat perbedaan kinetika kadar antibodi anti-IgG S-RBD dan NAb resipien dengan Vaksin CoronaVac dosis kedua lengkap, untuk mengetahui respon antibodi dalam pencegahan SARS-CoV-2.

Penelitian kohort prospektif dengan menggunakan analitik observasional dilakukan pada bulan Januari-April 2021 di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya. Sebanyak 50 subjek merupakan tenaga kesehatan yang menerima dua dosis CoronaVac. Tingkat IgG S-RBD dan NAb diukur pada perangkat Maglumi 800 (SNIBE, Cina). Perbedaan kadar IgG S-RBD dan NAb sebelum vaksinasi dan setelah vaksinasi CoronaVac dosis kedua pada hari ke-14, pada hari ke-28, dilakukan pengujian menggunakan uji Friedman dan Wilcoxon.

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa CoronaVac dapat membentuk antibodi yang persisten. Meskipun pengembangan antibodi, kekebalan humoral yang didapat mulai menurun pada 28 hari setelah imunisasi lengkap dari CoronaVac. Kinetika antibodi Antibodi netralisasi menurun lebih cepat dibandingkan kadar IgG S-RBD.

Penulis: Prof. Dr. Jusak Nugraha, dr., Sp.K., M.S.

Link Jurnal: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35966047/