Universitas Airlangga Official Website

Kisah Inspiratif Aldimas, Nyaris Putus Kuliah Hingga Raih Beasiswa Summer Camp di Jepang

UNAIR NEWS – Sudah seharusnya ksatria Universitas Airlangga (UNAIR) memiliki jiwa sosial yang tinggi, tidak hanya peka dengan kondisi sosial lingkup nasional, tetapi juga terhadap berbagai permasalahan global. Kabar kali ini berasal dari Aldimas Ahnafianto, mahasiswa Studi Kejepangan (Stujep), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), UNAIR. Ia berhasil mendapatkan beasiswa dari Ashinaga Foundation untuk mengikuti Ashinaga Summer camp Program terhitung sejak 19 Agustus hingga 3 September.

Aldimas mempelajari mengenai bencana alam dan penanganannya selama program berlangsung. Tidak hanya mendapatkan wawasan mengenai bencana alam, mahasiswa Studi Kejepangan itu juga hadir untuk memahami latar belakang korban dan mendengar keluh kesah korban bencana alam. Sehingga, dalam program tersebut Aldimas beserta delegasi lainnya membuat perencanaan masa depan dan kokorozashi.

Selama program berlangsung Aldimas juga berkunjung ke beberapa tempat di Jepang. Tempat pertama yang ia kunjungi adalah museum tempat evakuasi bencana tsunami yang berada di Sendai. Kemudian, ia mendatangi beberapa Rainbow House, tempat tinggal bagi anak-anak korban tsunami yang kehilangan orang tuanya.

Berpindah lokasi, Aldimas kemudian mengunjungi daerah Ishinomaki atau lokasi sekolah dan Ishinomaki Magattan Museum for Fun yang terkena dampak tsunami.

Pada inti program summer camp, dia mengikuti kegiatan Tsudoi. Ia berkolaborasi dengan mahasiswa asal Jepang dan Afrika untuk mengisi program musim panas dan memberikan semangat pada anak-anak yang statusnya yatim piatu di Jepang.

Sempat Alami Culture Shock

Saat pertama kedatangan, Aldimas sempat mengalami shock culture, mengingat ia menjadi minoritas di antara delegasi lainnya. Namun ia tetap berusaha beradaptasi agar bisa membaur dengan peserta lain.

Mulanya, Aldimas menganggap Jepang selama ini dikenal sebagai salah satu negara yang menjajah Indonesia dan produksi anime. Mengikuti program ini mampu mengubah perspektif Aldimas terhadap negara tersebut. Ia bisa melihat sisi lain dari negara Jepang yang sangat peduli pada korban bencana alam, bahkan ada beberapa organisasi yang menyediakan dana untuk menyalurkan bantuan kepada anak yatim piatu di Jepang.

Melalui program ini, Aldimas yang telah ditinggalkan oleh ayahnya, dapat menemukan orang-orang dengan latar belakang serupa dan tidak merasa sendirian. Aldimas berharap program ini mampu menumbuhkan semangat para anak yang kehilangan orang tuanya agar terus berjuang di masa depan dan meraih mimpi mereka.

“Awalnya saya pernah merasa ingin berhenti kuliah. Tetapi setelah mengikuti program ini, saya kembali mendapatkan semangat untuk menjalani kuliah. Program kembali menyadarkan saya terhadap target dan mimpi yang telah saya susun sebelum memasuki bangku perkuliahan,” ungkap mahasiswa Studi Kejepangan itu pada akhir sesi wawancara. (*)

Penulis: Aidatul Fitriyah

Editor: Binti Q Masruroh