Universitas Airlangga Official Website

KKI SIKIA Banyuwangi UNAIR Gelar Kajian Lailatul Qadar di Penghujung Bulan Ramadan

Sesi Foto Bersama Pemateri dalam Kajian Ramadhan oleh KKI SIKIA UNAIR pada Rabu (27/4/2022). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Bulan Ramadan telah tiba di penghujung harinya. Beberapa hari kedepan kaum muslimin akan ditinggalkan oleh bulan suci tersebut.  Hal ini dimanfaatkan oleh Komikat Kerohanian Islam (KKI) SIKIA Banyuwangi UNAIR untuk menebarkan kebermafaatan ilmu di penghujung bulan Ramadan. 

Dalam kegiatannya, KKI SIKIA Banyuwangi UNAIR menggelar KARI SOBA atau Kajian Ramadan KKI Ngaso Bermanfaat yang diselenggarkan pada Rabu (27/4/2022). Kajian tersebut berisi pemaparan mengenai amalan-amalan yang dapat dikerjakan menjelang berakhirnya bulan Ramadhan.

Muhammad Fitriyan Fadhillah selaku penanggung jawab kegiatan menjelaskan bahwa kajian ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan KKI setiap bulannya. Namun, kali ini sengaja dilaksanakan di penghujung bulan guna menggaet lebih banyak peserta terkait amalam Lailatur Qadar pada sepuluh hari sebelum berakhirnya bulan Ramadhan.

“Jumlah peserta meningkat dua kali lipat dari kajian-kajian sebelumnya,” ujarnya.

Menghadirkan Ust. Hari Abdillah selaku penceramah sekaligus mentor KKI, kajian tersebut berlangsung penuh hikmat. Dalam ceramahnya, ia menyampaikan bahwa sepuluh hari terakhir dalam bulan Ramadan merupakan momentum yang baik untuk memaksimalkan amalan ubudiyah, karena di dalam sepuluh hari bulan tersebut terdapat beberapa keistimewaan yang tekandung didalamnya. Salah satunya adalah malam lailatul qadar atau yang dikenal dengan malam seribu bulan, dimana kaum muslimin akan mendapatkan beribu-ribu kali lipat pahala seperti beribadah selama seribu bulan lamanya.

“Dalam sebuah hadist, pada malam sepuluh terakhir bulan Ramadan Rasulullah menganjurkan umatnya untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. karena sebaik-baik doa adalah doa memohon ampun atas segala kesalahan dan kekhilafan yang telah diperbuat,” tegasnya.

Beliau melanjutkan, terdapat tiga doa yang tidak akan ditolak oleh Allah SWT. yaitu do’a pemimpin yang adil, do’a orang yang berpuasa sampai berbuka, dan do’a orang-orang yang teraniaya. Dalam hal ini, ketiganya termuat dalam hadist Riwayat Ibnu Majah.

“Apabila kita memohon ampun dengan mengucap istighfar kepada Allah SWT bertepatan pada datangnya malam lailatul qadar, maka istighfar tersebut sama seperti berdzikir selama seribu malam,” jelasnya.

Terdapat beberapa tanda-tanda pada malam lailatur qadar, yakni antara malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir sebelum Ramadan berakhir, ketika siang hari tidak terasa teriknya panas matahari, serta terdapat rintik-rintik hujan pada malam tersebut. Namun, ia menegaskan, tidak sepenuhnya bisa terpaku pada tanda-tanda yang ada, karena hanya Allah SWT. yang tau kapan benar-benar terjadi malam lailatul qadar.

“Kita hanya perlu mempersiapkan diri untuk terus memohon ampun serta beribadah kepada Allah SWT karena orang yang akan memenangkan lomba adalah orang yang senantiasa berlatih dan mempersiapkan diri,” pungkasnya.

Penulis: Azka Fauziya

Editor: Khefti Al Mawalia