UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) terus berupaya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK). Salah satunya yakni kelompok KKN-BBK 5 UNAIR yang mengadakan pelatihan pemilahan sampah rumah tangga dan pengolahan limbah organik di Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi.
Kegiatan itu berlangsung pada Kamis (23/01/2025) di Kantor Kepala Desa Ringintelu ini dihadiri oleh 22 warga desa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kesadaran warga mengenai pentingnya pengelolaan sampah, terlebih lagi, pemilahan sampah yang baik juga bisa berdampak positif di bidang ekonomi.
“Melalui pelatihan ini, masyarakat diajarkan cara mengolah limbah organik menjadi pupuk serta memanfaatkan limbah anorganik untuk produk kerajinan tangan. Dengan adanya program ini, diharapkan warga dapat lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus memperoleh manfaat ekonomi dari pengelolaan sampah yang lebih baik,” terang Ifa, salah satu anggota kelompok KKN-BBK 5 Ringintelu.
Pentingnya Pemilahan Sampah
Dalam kegiatan ini, Nadiyah, bersama anggota timnya, Aisyah dan Naufal Zaki memberikan edukasi serta praktik langsung kepada warga. “Program ini dilatarbelakangi oleh penumpukan sampah di Desa Ringintelu akibat ketidaktersediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS). Selain mencemari lingkungan, hal ini memicu masalah kesehatan, terutama karena warga kerap membakar sampah yang memperburuk polusi udara,” terang Nadiyah.
Pelatihan ini diawali dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal warga mengenai pengelolaan sampah. Kemudian, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberikan edukasi mengenai pentingnya pemilahan sampah dan teknik pengolahan yang dapat diterapkan di rumah tangga. Harapannya, program pelatihan ini dapat menjadi solusi untuk pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.
Praktik Lapangan
Setelah sesi edukasi, warga dibagi menjadi dua kelompok guna mempraktikkan hasil dari edukasi dan materi. Kelompok pertama membuat kerajinan tangan dari sampah plastik, seperti bungkus sabun cuci dan plastik bekas buah, yang kemudian diolah menjadi barang-barang berguna. “Sementara itu, kelompok kedua mempelajari pembuatan pupuk organik dari sampah rumah tangga, termasuk cara membuat media tanam yang ramah lingkungan,” papar Nadiyah.
Sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program, tim BBK Ringintelu membagikan trash bag kepada warga untuk membantu mereka dalam memilah sampah organik dan anorganik di rumah masing-masing. Selain itu, cairan EM4 dan molase juga diberikan sebagai bahan tambahan dalam proses pembuatan pupuk organik.
Dukungan dan Antusiasme Masyarakat
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari perangkat desa, kelompok PKK, Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, serta Babinsa setempat yang turut hadir dalam diskusi perencanaan sebelum program dilaksanakan. Warga menunjukkan antusiasme tinggi dengan aktif bertanya kepada narasumber selama sesi berlangsung dan terlibat langsung dalam praktik pembuatan pupuk serta kerajinan tangan.
Dosen pembimbing tim KKN, Jayanti Dian Eka Sari, juga memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan serta pelaksanaan program. Menurutnya, program ini tidak hanya memberikan solusi terhadap permasalahan sampah di desa, tetapi juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan produk bernilai ekonomi dari limbah rumah tangga.
Dengan adanya program ini, harapannya masyarakat Desa Ringintelu semakin sadar akan pentingnya pengelolaan sampah dan mampu menerapkan metode pemilahan serta pengolahan limbah secara mandiri. Selain menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, program ini juga membuka peluang usaha baru bagi warga setempat melalui pemanfaatan limbah sebagai pupuk organik dan bahan kerajinan tangan.
Penulis : Febriana Putri Nur Aziizah
Editor : Khefti Al Mawalia