UNAIR NEWS – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar program kerja budidaya lele. Aditya Prabowo Putra Pratama, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan sekaligus perwakilan kelompok, mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi upaya memperkuat ketahanan pangan.
Eco Urban Aquaculture
Eco Urban Aquaculture adalah konsep inovatif yang mengintegrasikan budidaya perikanan dengan pemanfaatan lahan sempit serta pendekatan ramah lingkungan. Konsep ini bertujuan untuk memanfaatkan barang bekas, seperti galon bekas dan ember bekas. “Barang bekas itu akan berfungsi untuk menghasilkan pangan secara berkelanjutan, memanfaatkan lahan yang terbatas, dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan,” ungkap Aditya.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (25/01/2024) ini menjadi solusi multifungsi bagi peternak lele di Desa Gondang, Mojokerto. Sebab, Aditya dan tim tidak hanya mengajarkan kepada warga soal budidaya lele dalam konsep eco urban aquaculture, melainkan juga konsep aquaponik. Aquaponik sendiri merupakan gabungan antara aquaculture (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah).
Hasilnya, warga tidak hanya mendapat hasil berupa panen lele, namun juga sekaligus mendapat hasil pangan, seperti kangkung, sawi, dan kemangi. Dari kegiatan ini Aditya mengungkapkan antusiasme warga yang tinggi. Mulai dari workshop pembuatan aquaculture sampai pemberian benih lele gratis kepada warga.
Dalam kegiatan ini tim KKN BBK UNAIR juga memaparkan soal tata cara perawatan lele yang benar. “Warga sangat antusias mengingat di wilayah Gondang sendiri banyak berprofesi sebagai petani lele, selain petani lele banyak warga yang memang memelihara lele di rumah,” ungkapnya.
Harapannya, melalui pengenalan konsep Eco Urban Aquaculture, warga dapat memanfaatkan barang bekas sebagai media dalam budidaya lele. Di samping juga mengurangi sampah, budidaya lele di dalam ember ini juga dapat mengurangi jentik-jentik nyamuk. Selain itu, keterbatasan lahan juga tidak lagi menjadi penghalang untuk warga mengembangbiakkan lele.
Penulis: Afifah Alfina
Editor: Edwin Fatahuddin