Universitas Airlangga Official Website

Kolaborasi Dosen dengan Startup, Alumni UNAIR Ciptakan Alat Klasifikasi dan Pengukur Kadar Air Sarang Walet Berbasis AI

Penandatanganan kesepakatan matching fund antara PT Lentera Alam Nusantara dengan Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi UNAIR. (Foto: Istimewa)
Penandatanganan kesepakatan matching fund antara PT Lentera Alam Nusantara dengan Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi UNAIR. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) tengah menjalin kerja sama dengan PT Lentera Alam Nusantara, startup rintisan alumni UNAIR yang bergerak di bidang manufaktur pengolahan sarang burung walet. Kolaborasi tersebut menghasilkan inovasi produk berupa alat klasifikasi dan pengukur kadar air sarang walet bernama NESTAR-C (Nest Artificial Intelligence Classification).

Kepada UNAIR NEWS, CEO PT Lentera Alam Nusantara Muhammad Fairuzzuddin Zuhair menjelaskan, kemitraan ini merupakan bagian dari program matching fund yang Kemendikbud-Ristek danai. Dalam pengembangan inovasi itu, kata Fairuz, melibatkan beberapa dosen UNAIR. Salah satunya, Muhaimin STr Kes MT, dosen Fakultas Vokasi yang berperan sebagai ketua tim.

Manfaat Inovasi

Menurut Fairuz, ide pengembangan NESTAR-C bermula dari keluhan pelaku industri walet terkait pengklasifikasian dan pengukuran kadar air sarang walet secara tepat. Hal ini lantaran mereka masih menggunakan metode manual yang berakibat pada kualitas sarang walet, bahkan harga jual menjadi merosot.

Burung walet memiliki bentuk, warna, dan ukuran yang beragam. Nah, biasanya kami kesulitan untuk memilah secara manual karena sarang walet ini mudah pecah sehingga prosesnya membutuhkan waktu lama. Begitu pun dengan ketidakakuratan alat ukur kadar air sarang walet menggunakan moisture meter,” terang Fairuz pada UNAIR NEWS, Jumat (30/6/2023).

Maka dari itu, ia menyebut tujuan produk inovasi NESTAR-C adalah memudahkan klasifikasi sarang burung walet berdasarkan jenis, bentuk, dan warna. Di samping, dapat mengukur kadar air dan berat sarang walet secara otomatis, akurat, serta efisien. Lanjutnya, keunggulan alat tersebut karena lengkap dengan kamera image processing berbasis teknologi AI.

“Pembuatan alat klasifikasi dan pengukur kadar air sarang burung walet sangat perlu untuk meningkatkan kualitas sarang walet sehingga lebih menguntungkan bagi pelaku industri walet di Indonesia,” ujar alumnus Matematika Fakultas Sains dan Teknologi itu.

Perkembangan Terbaru

Fairuz mengungkap, proses pengembangan NESTAR-C baru dimulai dari tahun 2023. Kendati demikian, sambungnya, riset inovasi terkait metode pengolahan citra telah dilakukan oleh tim peneliti sejak 2020.

Ia juga menambahkan, alat klasifikasi dan pengukur kadar air sarang walet itu nantinya terintegrasi dengan aplikasi Markas Walet yang tersedia di Google Play Store. “Jadi setiap petani walet yang ingin menjual atau mengirim hasil panen dari luar pulau bisa lebih mudah dengan bantuan teknologi itu,” tuturnya.

Lebih lanjut, saat ini produk inovatif tersebut masih berupa prototipe dan targetnya akan terealisasi pada tahun mendatang. “Harapan kami, NESTAR-C dapat berfungsi secara optimal sehingga bisa didistribusikan dan diperjualbelikan di kemudian hari,” tutup Fairuz. (*)

Penulis: Sela Septi Dwi Arista

Editor: Nuri Hermawan