n

Universitas Airlangga Official Website

Kolaborasi Mahasiswa UNAIR Bantu Masalah Kesehatan 5 Puskesmas di Surabaya

Mahasiswa KKN IPE bidang Keselamatan Pasien sedang melakukan diskusi bersama. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Mulai tahun ini, ada jenis Kuliah Kerja Nyata (KKN) di UNAIR kolaborasi antara berbagai fakultas bidang kesehatan. KKN itu berbentuk KKN Inter Profesional Education (IPE). Pada batch I yang dimulai pada 5 Mei – 20 Juli nanti, KKN dilaksanakan di lima puskesmas di Kota Surabaya.
Dalam pelaksanaannya, sejumlah 110 mahasiswa dari enam fakultas dan delapan program studi ditugaskan di lima puskesmas di Kota Surabaya. Mereka berasal dari prodi kedokteran, kebidanan, kedokteran gigi, farmasi, kesehatan masyarakat, gizi, keperawatan, dan psikologi.
Mereka dibagi ke dalam lima puskesmas dan lima bidang kesehatan. Meliputi HIV yang ditempatkan di Puskesmas Sememi, Kejadian Luar Biasa (KLB) di Puskesmas Wonokromo, Pengelolaan Bencana di Puskesmas Benowo, NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) di Puskesmas Manukan Kulon, dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Kedurus.
Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes, S. Bio, CCD selaku Koordinator IPE UNAIR mengatakan bahwa IPE UNAIR menjadi sistem pembelajaran aktif interaktif antara dua atau lebih profesi. Di antara tujuannya adalah meningkatkan patient care, menurunkan medical error, dan meningkatkan status kesehatan di masyarakat. Maka, KKN IPE lebih ke lingkup health related science dan health related faculty.
“Semua profesi ini harus mampu kolaborasi dan membuat konsep solusi pemecahan masalah. Mereka akan membuat luaran interprofessional care project,” terang Yanti, sapaan karibnya.
Selama di lapangan, selain dengan masyarakat, mahasiswa akan berkolaborasi dengan seluruh tenaga kesehatan yang ada. Antara lain dengan dengan dokter, bidan, farmasis, perawat, dan semua tim kesehatan di puskesmas.
“Kolaborasi Ini akan menghindarkan dari adanya dobel diagnostik dan rujukan yang salah,” ujar Yanti soal kolaborasi antara mahasiswa dan seluruh tenaga kesehatan yang ada.
Dalam pelaksanaan KKN, mahasiswa dibimbing oleh DP2D (dosen pembina pembangunan desa). Ada juga supervisor lapangan dari Kepala Puskesmas atau tenaga yang ditunjuk puskesmas untuk mendampingi mahasiswa.

KKN IPE mahasiswa UNAIR bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya. (Dok. Pribadi)

Melalui KKN yang akan berlangsung selama tiga bulan de depan ini, Yanti berharap ada gerakan moral dari mahasiswa, dari yang tadinya acuh menjadi lebih peduli. Serta, kolaborasi akan membuat mahasiswa menghindari pikiran bahwa profesi mereka yang lebih hebat.
Meski batch 1 berlangsung terbatas di Kota Surabaya, saat ini tim KKN IPE UNAIR tengah merancang KKN yang akan dilaksanakan di wilayah sekitar Surabaya, meliputi Gerbangkertosusila (Gresik–Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–Sidoarjo–Lamongan).
Yanti berharap, sejalan dengan tujuan IPE, program ini dapat memberikan pengalaman dan wahana kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan keilmuan mereka di lapangan.
“Harapannya, ke depan ada perbaikan mutu layanan, sehingga berujung pada peningkatan status kesehatan masyarakat,” ujar Yanti. (*)
Penulis: Binti Q. Masruroh