n

Universitas Airlangga Official Website

Komunitas Saman FKp Gigih Berlatih, Bermimpi Go Internasional

UNAIR NEWS – Bung Karno pernah berkata, “Kemerdekaan barulah kemerdekaan sejati, jikalau dengan kemerdekaan itu kita menemukan kepribadian kita sendiri”. Kutipan tersebut  secara tidak langsung menjadi pengingat bagi para pemuda agar selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan pertiwi.

Keinginan untuk terus “merawat” warisan budaya itu mengilhami UKF (Unit Kegiatan Fakultas) Seni Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (UNAIR) mendirikan Santana (Sanggar Tari Ners Airlangga). Sanggar ini ini menjadi wadah bagi mahasiswa FKp untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang seni tradisional.

Sejak awal didirikan sekitar 2015 lalu, sudah terdapat dua peminatan di Santana. Yakni, tari Saman dan tari Jejer Jaran Dawuk. Meskipun tergolong sebagai cabang UKF yang masih muda, Santana sudah mampu menunjukkan eksistensinya. Terbukti, sudah 6 kali Santana menampilkan tari Saman  dalam sejumlah event.

Tiap minggu, di hari Senin, anggota Santana, peminatan tari Saman berlatih selama 3 jam. Mulai pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB.  Tiap pertemuan terdiri dari dua sesi. Pertama, mengulangi hafalan gerakan yang sudah dikuasai di pertemuan sebelumnya. Kedua, menghafal gerakan baru dari pelatih.

Seperti yang terlihat Senin lalu (16/5) di RK SC Roy Gd. Timur Lt. 3 FKp UNAIR. Sejumlah 26 orang penari tampak gigih berlatih menghafalkan dan mempraktikkan langsung gerakan yang diajarkan pelatih. Tak hanya tepukan dan gerakan badan, mereka juga berlatih vokal nada tinggi untuk menyanyikan beberapa bait lagu. Semua elemen bergerak secara dinamis dan beriringan.

“Seorang penari Saman dituntut untuk bergerak dan menghafal dengan cepat,. Tak hanya itu, mereka juga harus disiplin, kompak, memperkuat memori dan memiliki stamina yang baik. Semua faktor tadi merupakan satu kesatuan untuk memberikan penampilan yang mengagumkan” kata Savira Octaviana, pelatih Saman FKp UNAIR.

Berlatih tari Saman, imbuh dia, ibarat mengilhami ilmu keperawatan. Kekompakan dengan tenaga medis lain (misalnya, dokter), kecepatan menangani masalah, mengingat, dan kedisiplinan waktu adalah kunci utama.

Bila diperhatikan, anggota Saman dilatih mulai ketahanan fisik hingga attitude. Ada pula sejumlah tips khusus. Misalnya, untuk menghindari cidera pada kaki, mereka harus memakai kaos kaki berlapis pada tungkai. Tak hanya itu, beberapa anggota diajarkan untuk menggigit daun sambil tersenyum. Tujuannya, agar memiliki kebiasan tersenyum saat menari.

Beberapa pekan belakangan, anggota Saman semakin giat berlatih. Terkadang, waktu latihan diperpanjang. Rencananya, bulan depan Santana mendapatkan tawaran “manggung”. Otomatis, tari Saman akan dihadirkan.

Salah seorang penari Saman bernama Ika lusdiana mengatakan, meskipun latihan ini melelahkan, para anggota tetap bahagia. “Harapannya, dengan dikembangkannya Santana, khususnya, peminatan Saman, masyarakat umum dan civitas UNAIR bisa lebih dekat dengan budaya asli Indonesia,” kata dia. “Jangan sampai, di era modern ini, para pemuda justru lupa dengan identitas bangsa. Itulah yang menjadi PR kita sebagai seorang mahasiswa” tambah Ika Anggreita, Penanggung Jawab UKF Seni BEM FKp Unair. Santana, kata Ika, ingin ikut mewarnai prestasi di kampus UNAIR. Bahkan, hingga level internasional. (*)

Penulis: Sucowati Dwi Jatis, Mahasiswa FKp UNAIR
Editor: Rio F. Rachman